Tuesday, 23 April 2024
HomeKota BogorHeboh Walikota Bogor Tolak Larangan MUI Soal Warganya Hadiri Cap Go Meh

Heboh Walikota Bogor Tolak Larangan MUI Soal Warganya Hadiri Cap Go Meh

BOGORDAILY- Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto menolak keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengimbau umat Islam untuk tidak menghadiri perayaan di Kota Bogor.

Bima mengatakan, kekhawatiran MUI terkait acara adalah, karena takut warga meninggalkan salat. Karena waktu pelaksanaan itu memang dilakukan sepanjang sore hingga malam. MUI pun, kata Bima, meminta waktu pagelaran budaya untuk diadakan pagi hari.

“Itu jelas tidak bisa, karena ini kan sudah direncanakan sejak lama. Kalau masalah ibadah, panitia juga sudah berkomitmen untuk menyediakan lokasi ibadah yang strategis,” tegas Bima kepada wartawan, Kamis (9/2/2017).
Menurut dia, kewajiban ulama untuk mengingatkan umatnya untuk tidak mengikuti perayaan agama orang lain. Namun, kata dia, selama ini ia menganggap pagelaran sebagai ajang budaya pemersatu.

“Dari tahun-ke tahun MUI kita undang untuk memberikan doa lintas agama. Saya memaknai ini sebagai proses acara kebudayaan yang sudah lama berjalan. Presiden hadir, gubernur hadir, pemerintah juga hadir, karena ini adalah bagian dari kultur kebudayaan yang sudah cukup lama berjalan di Bogor, dan sebagai ajang pemersatu,” katanya.

Pada Selasa (07/02/2017) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor mengeluarkan imbauan, agar warga muslim di Kota Bogor untuk tidak mengikuti perayaan , yang akan dilaksanakan 11 Februari nanti. Ketua MUI Kota Bogor, Adam Ibrahim mengatakan, alasan dikeluarkan imbauan larangan menghadiri adalah, perayaan ini kental dengan agama Konghucu.

Dia meminta agar warga muslim di Kota Bogor tidak menghadiri atau mengikuti perayaan yang dilakukan 15 hari setelah Imlek ini.

“Karena itu acara agama Konghucu kan. itu acara kebudayaan Konghucu, dan diperuntukan untuk orang-orang Tionghoa. Jadi tidak usahlah umat Islam ikut ramai-ramai,” katanya.
Adam menjelaskan, meski acara itu berbalut kirab budaya. Kegiatan itu tetap kaitannya hanya untuk umat yang beragama Konghucu.

“(Acaranya kan kirab budaya pak?) Iya itu kan hanya dikaitkan saja dengan acara perayaan mereka, tetap saja itu hanya untuk Tionghoa,” jelasnya.

Ketika ditanya perihal rutinitas kegiatan yang setiap tahun dilaksanakan di Kota Bogor. Adam Ibrahim hanya memastikan jika terjadi kesalahan pada tahun-tahun sebelumnya.

“Tahun-tahun yang lalu kan kita belum melek agama. Tugas kami kan memberikan pencerdaskan kepada umat,” kata dia.

Dalam waktu dekat, lanjut Adam Ibrahim, MUI Kota Bogor akan merumuskan untuk membuat surat edaran ke semua warga muslim untuk tidak ikut dalam perayaan ini. “Sedang kita rumuskan (surat edaran-red),” tegasnya.

Perayaan di Kota Bogor diadakan sejak 15 tahun lalu. Pada perayaan Cap Go Meh di Kota Bogor 2015, dihadiri Presiden Joko Widodo dan juga Menteri Pendidikan saat itu Anies Baswedan. (kbr/bd)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here