Friday, 19 April 2024
HomeKabupaten BogorAstaga, Angkot Bogor Sweeping Lagi Ojek Online. Beberapa Kendaraan Driver Ojek Dihancurkan!!

Astaga, Angkot Bogor Sweeping Lagi Ojek Online. Beberapa Kendaraan Driver Ojek Dihancurkan!!

BOGORDAILY- Lagi-lagi puluhan sopir angkot di Bogor melakukan aksi sweeping terhadap ojek online. Kali ini, aksi mereka terpusat di Terminal Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Rabu (22/3/2017).

Beberapa kendaraan roda dua yang diketahui milik driver ojek online dihancurkan. Sopir angkot emosi lantaran ojek online masih beroperasi dan mengambil penumpang di kawasan terminal.

Aksi kejar-kejaran sopir angkot dengan pengemudi ojek online pun sempat terjadi di Jalan Raya Darmaga, Bogor. Pengemudi ojek online yang bersembunyi di dalam salah satu minimarket diseret keluar.

Sepeda motor matic milik driver ojek online pun dirusak di depan minimarket. Bahkan, sepeda motor tersebut nyaris dibakar.

“Wah ini nih nyumput (sembunyi) di sini. Eh jangan nyumput,” teriak salah satu sopir angkot sambil menarik pengemudi ojek online keluar dari minimarket.

Tak hanya yang di minimarket, dua ojek online yang melintas mendapat perlakuan serupa. Aksi sweeping sopir angkot ini terus berlanjut hingga sore hari ini. Mereka menaiki angkot sambil berteriak “blokir online, blokir online”.

Dhani (55), salah satu sopir yang dituakan di Terminal Laladon menjelaskan alasan para sopir melakukan sweeping. Menurut dia, aksi itu dilakukan lantaran ojek online nekat beroperasi di kawasan terminal meski tak menggunakan atribut.

“Jadi begini, berdasarkan keterangan polisi di Laladon, katannya sopir aplikasi online diblokir, ternyata sampai sekarang masih pada jalan,” ujar Dhani.

Dhani menginginkan agar ojek online tidak beroprasi untuk sementara waktu sesuai keputusan pemerintah pusat. “Kami menuntut supaya grab motor jangan beroprasi dulu. Kalau sudah diblokir jangan beroprasi. Kami pengemudi keberatan,” tegas Dhani.

Menurut dia, para sopir mendapat keterangan dari aparat kepolisian bahwa ojek online telah diblokir sementara.

“Kami tahu dari polisi kalau ojek sudah tidak boleh. Kita kasih tahu mereka tapi mereka tambah banyak dan melawan,” ucapnya.

Menurut Dhani, sejak ada transportasi ojek online pendapatan para sopir angkot drastis hingha 70 persen. Padahal, setiap hari mereka harus menyetor Rp 150 ribu sampai 200 ribu kepada pemilik angkot.

Sebelum ada ojek online, kata dia, sopir mendapat upah Rp 70 ribu hingga 100 ribu per hari.

“Sekarang cuma bawa pulang 20 ribu belum setoran. Kalau segitu kadang buat keluarga kita saja tidak cukup pak,” akunya.

Setelah dua hari mogok, angkot di Terminal Laladon kembali beroperasi hari ini. Namun di hari pertama puluhan sopir jutru melakukan sweeping ojek online. Mereka menyisir lokasi dari Laladon sampai kampus IPB. Mereka berkumpul di beberapa titik, seperti di RS Medika Dramaga hingga gerbang Kampus IPB Dramaga. (pjb)