Friday, 29 March 2024
HomeBeritaBuka Praktik Perdukunan, Dua Lelaki Tua Dipenggal ISIS

Buka Praktik Perdukunan, Dua Lelaki Tua Dipenggal ISIS

BOGOR DAILY– Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria () dilaporkan memenggal dua pria lanjut usia di Mesir. Keduanya dinyatakan bersalah mempraktikkan ilmu sihir dan perdukunan.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/3/2017), video yang diposting saluran media sosial, Telegram, yang biasa digunakan , menunjukkan kelompok radikal itu membentuk unit polisi syariah bernama Hasbah di Sinai utara. memiliki cabang di wilayah Semenanjung Sinai yang rawan konflik.

Wilayah itu jarang penduduknya dan berbatasan dengan Israel, Gaza juga Terusan Suez. Belum ada tanggapan otoritas Mesir terkait video ini.

Video yang sama juga menunjukkan pemenggalan dua pria lanjut usia yang mengenakan seragam tahanan warna oranye. Keduanya dibawa keluar dari sebuah mobil van warna hitam dan dibawa ke gurun, yang menjadi lokasi pemenggalan mereka.

Salah satu militan membacakan vonis mati dari pengadilan syariah untuk kedua pria itu. “Murtad, perdukunan, mengklaim bisa meramal masa depan dan membawa orang-orang ke politeisme,” sebut militan itu soal pelanggaran yang dilakukan kedua pria yang dipenggal.

seringkali menggunakan istilah perdukunan dan murtad untuk merujuk pada ajaran Sufi atau Tasawuf yang sudah dipraktikkan selama berabad-abad.

“Syukur kepada Tuhan yang telah mengizinkan prajurit Daulah Islamiyah di Sinai menerapkan hukum dan menjalankan agama di tengah orang kafir, murtad dan Yahudi yang penuh kedengkian,” ucap salah satu militan dalam video itu.

Dalam video yang sama, militan menyita beberapa truk penuh rokok dan narkoba lalu membakarnya. Militan juga terlihat membagi-bagikan pamflet berisi imbauan keagamaan kepada para pengendara di Sinai. Mereka juga menggerebek pertemuan penganut Sufi dan menangkap sejumlah pria di antaranya. Tidak hanya itu, militan juga terlihat menghancurkan sejumlah televisi dan juga makam yang disebut tidak sesuai dengan hukum Islam.

membentuk unit polisi syariah yang sama di wilayah Suriah dan Irak yang mereka kuasai. Cabang di Mesir mulai menunjukkan tanda-tanda perluasan target serangan pada Desember 2016 lalu, saat mengebom sebuah gereja di Kairo hingga menewaskan 28 orang.  (dtk/bd)