BOGOR DAILY–Ratusan jamaah umrah kembali menggeruduk kantor PT Utsmaniyah Hannien Tour di Ruko Cibinong City Center, Jalan Tegar Beriman, kemarin. Mereka menagih janji perusahaan soal kejelasan status keberangkatan mereka yang simpang siur hingga kini. Karena tak juga ada kejelasan, para jamaah sempat naik pitam dan mengamuk di kantor tersebut.
Kemarahan jamaah merupakan buntut dari hasil mediasi dengan perusahaan di Masjid Baitul Faizin, Selasa (18/4). Ketika itu, mereka menanyakan kejelasan jadwal keberangkatan yang molor dari waktu yang telah dijanjikan sebelumnya.
Akhirnya muncul tiga poin kesepakatan antar keduanya yaitu penentuan estimasi kuota yang akan berangkat hingga Juni, pengembalian uang jamaah tanpa potongan dan sepakat menempuh jalur hukum jika tiga poin itu tidak terlaksana.
Salah satu jamaah umrah Hurryaturohman mengatakan, sesuai kesepakatan, perusahaan berjanji menyelesaikan persoalan ini dan merilis jadwal pemberangkatan, kemarin. Namun saat ratusan jamaah mendatangi perusahaan, belum juga ada kejelasan.
“Kami sudah nunggu dari jam sepuluh untuk menagih janji perusahaan tapi stafnya bilang semua pimpinannya sedang tidak di kantor. Akhirnya kami disuruh nunggu sampai jam satu untuk melihat daftar pemberangkatan dan tidak juga ada kejelasan,” kesal Hurrya.
Suasana pun sempat memanas. Ratusan jamaah naik pitam dan sempat beradu mulut karena merasa diabaikan perusahaan. Beruntung, pihak perusahaan segera keluar dan membacakan daftar nama jamaah serta jadwal pemberangkatan hingga Juni. Anehnya, dari sekian nama, hanya ada enam nama yang masuk daftar dari ratusan jamaah yang mendatangi perusahaan.
Kondisi ini kembali menyulut kekesalan para jamaah. Terlebih, pimpinan perusahaan tak juga datang menemui mereka. Hanya staf dan kuasa hukum perusahaan yang memberi penjelasan dengan alasan tak bisa diterima para jamaah.
“Pas diumumkan ternyata hanya ada enam nama yang kami kenal dari Bogor yang masuk list pemberangkatan. Selebihnya nggak tahu dari mana karena cuma ada keterangan nama tanpa cabang perusahaannya. Jamaah makin kesal karena belum juga ada kejelasan,” terangnya.
Hurrya melanjutkan, kondisi makin tidak jelas ketika ada kabar salah seorang jamaah ditahan pihak hotel karena bermasalah. Para jamaah yang tadinya meminta kepastian makin bingung karena khawatir meskipun jadi berangkat akan tetap bermasalah. Dari situ, mereka mendesak perusahaan agar mencari solusi pasti.
“Akhirnya kebanyakan jamaah ingin refund atau pengembalian uang dan membatalkan pemberangkatan. Alasannya karena ketidakjelasan perusahaan dan hasil kesepakatan sebelumnya pun membolehkan hal itu,” ujar Hurrya.
Setelah itu, manajer keuangan perusahaan akhirnya menuruti kemauan para jamaah dengan menandatangani surat perjanjian refund di atas materai. Sesuai kesepakatan, tidak ada potongan dalam proses refund. Uang jamaah harus kembali sesuai nominal yang disetorkan.
“Kebanyakan ingin uang kembali tapi ada juga yang masih mau menunggu rilis jadwal keberangkatan. Untuk pengembalian uang sesuai aturan perusahaan berlangsung maksimal 90 hari setelah surat perjanjian ditandatangani,” bebernya.
Menurut Hurrya, langkah ini merupakan solusi terakhir dari beberapa kesepakatan yang telah dibuat. Jika perusahaan tidak juga menepati, para jamaah mengaku tidak segan akan membawa persoalan ini ke jalur hukum.
“Sesuai perjanjian, kami sepakat membawa persoalan ini ke jalur hukum jika proses penyelesaiannya tidak belangsung sesuai kesepakatan. Kami tunggu sampai 90 hari (tiga bulan, red) ke depan,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama PT Utsmaniyah Hannien Tour Farid Rosyidin yang hadir di Masjid Baitul Faizin saat mediasi menjelaskan, sesi tahun ini pemberangakatan umrah sebanyak 5.000 jamaah dari seluruh wilayah di Indonesia. Namun dari total 5.000 jamaah, masih tersisa 1.500 jamaah yang masih belum diberangkatkan ke Tanah Suci lantaran terjadi miskomunikasi di internal perusahaan.(met/bd)
sumber: metropolitan.id