Thursday, 28 March 2024
HomeBeritaSudah Dilarang, Alumni Aksi 212 Tetap Tamasya Al-Maidah Besok

Sudah Dilarang, Alumni Aksi 212 Tetap Tamasya Al-Maidah Besok

BOGOR DAILY– Sejumlah tokoh agama dan alumni aksi 212 berencana menghelat Tamasya Al Maidah pada hari pencoblosan Pilgub DKI Jakarta pada Rabu (19/4) nanti. Aksi ini dipastikan tetap digelar meski Polda Metro Jaya, KPU DKI Jakarta dan Bawaslu DKI Jakarta telah melarang pengerahan massa dengan mengeluarkan maklumat bersama.

Menurut Ketua Presidium yang juga pencetus Tamasya Al Maidah, Ansufri ID Sambo, aksi ini akan jauh lebih damai dibadingkan aksi-aksi sebelumnya. Aksi itu sengaja dinamakan Tamasya Al Maidah lantaran ingin mengawal Pilkada seperti halnya orang bertamasya.

“Yang namanya tamasya, orang yang berkunjung ke Jakarta untuk menyaksikan kalau Pilkada ini berlangsung dengan jujur. Karena kami yakin kalau jujur umat Muslim pasti akan menang,” kata dia di Aula Buya Hamka, Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Minggu (17/4).

Dia juga berkata, setidaknya ada tiga tugas yang akan dilakukan oleh massa aksi yang akan datang ke Jakarta. Pertama, kata dia, yaitu massa aksi akan datang ke TPS dan memantau dari jarak sekitar 20 meter, sehingga para pemilih tidak merasa terintimidasi.

“Tugas kedua adalah kalau terjadi intimidasi, kecurangan, kita soraki. Selama ini sudah terjadi tapi dibiarkan oleh petugas TPS atau aparat. Makanya kita datang agar aparat berani menegakkan kejujuran. Kita beri dukungan kepada aparat,” katanya.

Tugas ketiga, lanjut dia, setelah proses pencoblosan selesai dan berlangsung damai maka massa aksi akan berkumpul di Masjid Istiqlal. “Kita akan berkumpul ke Istiqlal sampai maghrib, bertakbir merayakan kemenangan umat Islam. Karena kita yakin kalau jujur, umat Islam akan menang,” jelasnya.

Aksi ini dilatarbelakangi penistaan Al Quran tepatnya Surat Al Maidah ayat 51 oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sehingga umat Islam merasa terketuk hatinya untuk membela Islam. Pada konferensi pers itu dihadiri oleh tokoh-tokoh Islam, di antaranya Tokoh Muhammadiyah Amien Rais, praktisi hukum Egy Sudjana, dan tokoh lainnya. (bd)