Friday, 19 April 2024
HomeKota BogorProgram Angkot ke Kampung-kampung Mandek, Begini Jawaban Dishub

Program Angkot ke Kampung-kampung Mandek, Begini Jawaban Dishub

BOGOR DAILY– Sejak diluncurkannya progam melalui rerouting oleh pemerintah kota (Pemkot) Bogor, hingga kini rencana itu masih mandek. Alasannya, karena Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor masih menyelesaikan pemasangan stiker sesuai trayek baru.

““Pemasangan stiker memang memakan waktu lama karena dilakukan bertahap, meng­ingat keterbatasan personel pengawasan dan pengendal­ian dari kami,” ujar Kepala Bidang Angku­tan pada Jimmy Hutapea

Saat ini ia mengklaim jika pemasangan stiker an­gkot sudah mencapai tahap finishing yaitu mencapai 80 persen. Angkot yang belum terpasang stiker sebanyak 20 persen, yaitu kebanyakan trayek 02 dan 03. Dishub pun berjanji melanjutkan pema­sangam stiker hingga tuntas.

“Kami juga akan lakukan sosialisasi sebelum pelak­sanaan rute baru. Sebab, masyarakat sebagai peng­guna angkutan umum harus mengetahui. Sehingga ketika pelaksanaan rerouting, tidak ada masyarakat yang tersesat karena salah naik angkot,”terangnya.

JImy memastikan akan menyiapkan sejumlah petugas saat rute baru mulai diterapkan. Sehingga, nantinya masyarakat tidak kebingun­gan dengan rute tersebut. “Pastinya akan ada petugas Dishub dan kepolisian saat pengefektifan rute tersebut. Saat hari pertama, kita juga berharap agar rerouting ber­jalan lancar,” kata Jimmy.

Sementara itu, Ketua DPC Organisasi Angkutan Da­rat (Organda) Kota Bogor M Ischak menjelaskan bahwa masih banyak sopir angkot yang belum siap menerapkan rerouting. Hal itu karena ban­yak sopir yang merasa ketaku­tan penghasilannya berkurang karena adanya trayek baru. “Ketika penetapan waktu re­routing kemarin, hanya ang­kutan yang berbadan hukum saja yang siap melaksanakan rerouting. Sedangkan untuk pemiliki angkot yang lainnya dirasa belum siap karena kha­watir,” tuturnya.

Dalam penerapan rerouting, menurut Ischak, dua trayek menjadi perhatian, di anta­ranya Bubulak-Ciawi. Di mana trayek tersebut akan mempu­nyai dua jalur, yang pertama jalur lewat Baranangsiang dan lewat jalur Lawanggintung. “Sedangkan untuk sejumlah feeder yang lainnya dilakukan bertahap dan tidak langsung semua berubah,” kata Ischak.

Sebelum beroperasi di trayek baru, menurut Ischak, para sopir pun akan mengikuti apel bersama di kantor Dishub. Ia juga meminta Dishub agar mengarahkan sopir angkot dalam trayek barunya. “Dishub harus mendampingi para sopir dan saya juga minta agar Dishub melakukan sosialisasi lebih gencar lagi dalam pener­apan rerouting ini,” tandasnya.

Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Dishub atas pener­apan rerouting, mendapat kritikan keras dari Ketua LPM Kelurahan Margajaya Eko Pandu. Menurut Eko, pemer­intah seharusnya melakukan sosialisasi ke setiap sudut kota agar masyarakat pengguna angkot dapat mengetahui angkot yang akan ia gunak­an. “Pemerintah sekarang melakukan sosialisasi me­lalui media sosial, sedangkan pengguna angkot mayoritas adalah ibu-ibu,” tandasnya.