Saturday, 20 April 2024
HomeKota BogorOrang Tua Datang Subuh Demi Rebutan Kursi

Orang Tua Datang Subuh Demi Rebutan Kursi

BOGOR DAILY- Hari pertama masuk sekolah selalu menjadi perhatian khusus para orang tua. Senin (17/7) pagi ini, orang tua bakal berbondong-bondong mengantarkan anaknya masuk seko­lah. Sampai-sampai ada yang rela datang Subuh demi paling depan. Hal ini pun sudah menjadi tradisi tiap kali momen tahun ajaran baru.

Sejak semalam, orang tua sudah sibuk mempersiapkan kebutuhan anak-anaknya. Bahkan, di media sosial (med­sos) tak sedikit orang tua yang mem-posting kegiatannya untuk menyiapkan sekolah pertama sang anak.

Lebih parah lagi, ramai pula di medsos aksi orang tua yang ‘bela-belain' menaruh tas anaknya di meja yang sudah dipilihnya dengan direkat­kan lakban. Salah seorang pengguna akun Facebook Yuni Rusmini mengisahkan bagaimana rebutan bangku lewat foto yang diunggahnya. Dengan tidak menyebutkan lokasi sekolah, Yuni men­gunggah foto di salah satu ruang kelas dengan jajaran bangku dan meja yang sudah dipenuhi tas.

Foto tersebut sekilas memang tampak wajar. Namun jika di­perhatikan dengan seksama, ada tas yang sengaja dipaku bahkan dilakban agar tidak dipindahkan orang lain untuk menandai meja dan bangku itu sudah dibuking. “The power of wali murid. Anak SD sekarang masuk sekolah masih satu pe­kan lagi para orang tua sudah booking tempat duduk duluan,” tulis Yuni Rusmini dalam ket­erangan fotonya.

Bahkan, Yuni menuturkan, ada orang tua murid yang sejak Subuh sengaja datang untuk mencarikan tempat duduk sang anak. “Jadi seka­rang orang tua yang ngatur guru, bukan guru yang ngatur muridnya ya. Ini baru tempat duduk. Bagaimana yang lain? Hahaha, padahal nanti juga masih diatur guru untuk posisi tempat duduk muridnya di kelas,” herannya.

Meski belum jelas di mana lokasinya, fenomena rebutan bangku tidak dipungkiri nyata adanya. Salah satu guru di Ka­bupaten Bogor Neni Sumartini menceritakan pengalamannya. “Iya, ada saja yang rebutan. Bahkan dari Subuh sudah di­anter ortunya (orang tua, red) ke sekolah nunggu kelas sampai dibuka, berebut duduk paling depan,” kata Neni yang aktif mengajar di salah satu SD di Cihideung, Kabupaten Bogor.

Khawatir sang anak mendapat masalah, para wali murid bah­kan menunggu hingga jam belajar selesai. “Kadang nge­bantu anak-anaknya kayak na­liin sepatu dan nunggu anaknya sampai selesai,” tuturnya.

Tradisi rebutan bangku me­mang menular di mana-mana. Kepala SDN Ciarigi 1 Sri Prihatiningsih mengakui bahwa ruangan dibanjiri orang tua. “Kalau hari pertama memang ramai yang ngantar, karena orang tua pen­gin memastikan anaknya sam­pai jam sekolah selesai,” ujar Sri.

Ia pun punya taktik untuk menyiasati orang tua yang main hakim sendiri mengatur duduk anaknya. “Biasanya itu kelas satu paling ramai. Jadi mereka itu kan upacara dulu, di situlah kami pihak guru me­nyampaikan arahan pada orang tua. Semua akan mendapat hak yang sama, tidak melihat bangku depan atau belakang,” ujarnya untuk meyakinkan orang tua.

Menyikapi tradisi tahunan, Kepala Dinas Pendidikan Ka­bupaten Bogor TB Luthfie Syam meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. “Selama ini normal-normal saja karena bukan sekali ini saja penerimaan siswa baru. Jadi nggak perlu ada antisipasi khusus,” singkat Luthfie.