Friday, 19 April 2024
HomeNasionalPanglima TNI Sindir Ulama yang Ingin Ubah Pancasila

Panglima TNI Sindir Ulama yang Ingin Ubah Pancasila

BOGOR DAILY– Panglima TNI mengingatkan kepada umat Islam Indonesia agar menjaga keutuhan Indonesia dengan Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Bahkan ia melarang umat Islam percaya terhadap yang ingin mengubah Pancasila.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pagi ini hadir dalam kajian pagi Majelis Tafsir Alquran (MTA), Jalan Ronggowarsito, Solo, Minggu (30/7/2017). Gatot ditunjuk menjadi pembicara selama sekitar satu jam.

“Pancasila sebagai dasar negara sudah final. Jadi jangan lagi diubah, siapapun enggak boleh mengubahnya. Bahkan kalau ngajak mengubah, jangan percaya!” tegas Gatot.

Dia menuding, yang ingin mengubah Pancasila bukanlah orang Indonesia. Indonesia, menurutnya, tidak akan memecah belah keutuhan negara.

“Dia (yang ingin mengubah Pancasila) adalah dari luar, atau asli Indonesia tapi sudah dipengaruhi luar dan dibayar untuk merusak Indonesia. Ingat itu,” ujarnya.

“Contoh pengaruh Indonesia yang diasingkan ke Afrika Selatan, Syekh Yusuf. Beliau menyebarkan Islam di sana dengan damai. Salah satu Perdana Menteri Afsel mengakui, untung penyebaran Islam di Afsel berasal dari Indonesia, hingga kondisi Afsel damai sampai sekarang. Syekh Yusuf kemudian menjadi pahlawan di sana,” ungkap Gatot.

Dia juga menyebut, Indonesia merupakan kontributor terbesar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, bahkan hingga pascakemerdekaan. Para , lanjut Gatot, merupakan pencetus Pancasila dan UUD 1945.

“Saya ingat kalimat awal dalam pembukaan UUD 45 yang enggak boleh diubah siapapun juga. Berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur. Bahasa kiai bukan? Ya kan?” katanya.

“Yang menyatukan bangsa ini siapa? Para . Setelah satu, yang memotori perjuangan dengan membuat divisi siapa? Para ulama. Yang merumuskan dasar negara ini agar bangsa ini langgeng abadi siapa? Para ulama. Maka bohong jika para ulama akan merusak negara ini, enggak mungkin Akan merusak Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, bohong,” tandasnya.