Thursday, 28 March 2024
HomeKabupaten BogorBendera Merah Putih Dibakar di Tamansari, 7 Orang Diperiksa

Bendera Merah Putih Dibakar di Tamansari, 7 Orang Diperiksa

BOGOR DAILY–  Perayaan 17 Agustusan di Bogor diwarnai insiden pembakaran merah putih. Di Kampung Jami, RT 02/04, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, warganya bersitegang menyusul ada merah putih yang dibakar oknum petugas keamanan Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfizh Alquran Ibnu Mas'ud. Hal itu membuat pasukan Brimob lengkap dengan senjatanya turun mengepung masjid dan ponpes yang sempat dicurigai ikut menyebarkan paham ISIS.

Keheningan malam di Kampung Jami seketika berubah. Sejak Rabu (16/8) malam, warga sudah panas dan resah melihat ulah oknum ponpes yang membakar ben­dera. Sekitar pukul 20:30 WIB, warga yang sedang berkum­pul di pangkalan ojek melihat seseorang tengah membakar umbul-umbul merah putih yang dipasang di pinggir jalan.

Sontak warga meneriaki dan menghampiri pelaku pemba­kar umbul-umbul tersebut. Sementara pelaku berusaha melarikan diri dengan masuk ke lingkungan masjid dan ponpes yang sempat diberita­kan sebagai tempat yang ikut menyebarkan paham radikal. “Di situ warga mau coba ma­suk, cuma pagarnya ditutup sehingga warga hanya diam di luar. Ada yang sampai lempar-lempar ke dalam juga,” kata seorang warga, Dedi (35).

Beruntung, warga sempat mengamankan barang bukti berupa yang dibakar dan dibawa ke polsek setem­pat. “Baru kebakar sedikit, un­tung sudah ketahuan. Warga juga buru-buru matiin apinya. Barang bukti sudah dibawa polsek” ujarnya. “Sebenarnya dari semalam petugas polisi, TNI sudah datang untuk mere­dam kemarahan warga, tapi akhirnya pagi tadi langsung ramai,” timpal warga lainnya.

Pantauan Metropolitan, Ka­mis (17/8) tepat di perayaan HUT ke-72 RI, warga kembali berbondong-bondong men­datangi ponpes. Sementara petugas Brimob juga tak kalah banyak bersiaga mengepung lokasi masjid.

Informasi yang didapat, se­dikitnya ada sekitar 250 santri di ponpes tersebut. Saat sua­sana tegang, dalam ponpes terlihat santri muda didomina­si kaum laki-laki dikumpulkan di masjid berwarna hijau itu.

Sementara santri dewasa dan beberapa pengurus ber­jumlah 23 orang diamankan di Polres Bogor untuk dimintai keterangan. Mereka dibawa empat unit kendaraan milik Polres Bogor dengan waktu berbeda sejak pukul 14:00 hingga 17:00 WIB. Atas ke­jadian itu, seluruh kepala desa (kades) di wilayah Tamansari ikut dikumpulkan untuk turut rembuk memediasi kasus ini.

Kades Sukaresmi M Ating akhirnya blak-blakan soal insiden pembakaran tersebut. Menurutnya, sejak awal pengurus ponpes itu tidak mau area sekitar pondok dipasang maupun umbul-umbul merah putih. Sehingga, muncul insiden pembakaran ini. “Awalnya desa pada datang ke sini (ponpes, red) untuk masang . Tapi mereka tidak mau, makanya warga me­masang sendiri. Sehingga terjadilah aksi pembakaran,” kata Ating.

Menurutnya, alasan pihak ponpes tidak mau mema­sang lantaran tidak percaya jika Indonesia sudah merdeka. Apalagi saat ini kemerdekaan belum merata di semua wilayah dan belum lagi masih banyak pihak yang melakukan korupsi. “Tadi diin­terogasi juga ngakunya tidak mau. Sampai tiga kali jawab tidak maunya. Tapi keteran­gannya tidak jelas. Kita juga tidak mengerti, orang Indone­sia tapi tidak percaya dengan NKRI,” ujarnya.

Sementara Kades Sukajaya Wahyu mengatakan, warga setempat sudah habis kesaba­ran dengan sikap pengurus ponpes yang selama ini diang­gap meresahkan. Apalagi den­gan terjadinya insiden pem­bakaran umbul-umbul merah putih yang berbarengan dengan HUT Kemerdekaan. “Ada dua orang yang dibawa, pengajar pesantren sama penjaga yang semalam tugas. Tadi dibawa pakai baracuda ke polsek,” kata Wahyu.

Wahyu mengatakan, peristi­wa hari ini diduga merupakan puncak kemarahan warga ter­hadap sikap pihak pesantren. Menurutnya, ada banyak hal dari pesantren itu yang ber­tentangan dengan warga.

“Sebenarnya kalau soal go­tong-royong, orang pesantren selalu ikut. Tapi kemarin ketika diminta memasang dan umbul-umbul merah putih dan ikut upacara per­ingatan HUT RI, mereka me­nolak. Iya, mereka menolak pasang ,” tegasnya.

Terpisah, Kapolres Bogor AK­PB Andi M Dicky mengatakan, polisi masih melakukan pemer­iksaan untuk mencari pelaku utama pembakaran umbul-um­bul merah putih yang membuat warga mengontrog Ponpes Tahfidz Alquran Ibnu Mas'ud. “Kami sudah melaksanakan pemeriksaan terdadap tujuh orang saksi dalam kasus pem­bakaran itu,” kata Kapolres, Kamis (17/8).

Menurutnya, saat ini pe­nyidik sedang melakukan konfrontasi identifikasi ter­duga pelaku.“Kami masih mengumpul­kan alat bukti dan mencari keterangan saksi,” tandasnya.