Wednesday, 24 April 2024
HomeNasionalHeboh Nobar Tari Perut Juga Pernah Bikin Anggota DPR di-Bully

Heboh Nobar Tari Perut Juga Pernah Bikin Anggota DPR di-Bully

BOGOR DAILY-Video penampilan penari perut dalam peluncuran mantan Ketua BPK Anwar Nasution membuat heboh. Apalagi dalam video terlihat kehadiran Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dia terihat berada di bawah panggung dan tertawa. Tak lama kemudian ia pergi.

Penampilan seorang perempuan dengan perut terbuka dan menari itu menyebar luas di grup WhatsApp. Kehadiran Basuki dalam acara yang disuguhi itu juga banyak dipertanyakan. Basuki pun mengaku dirinya tidak tahu menahu bakal ada penampilan dalam acara tersebut.  “Saya itu mau pergi, bukan joget. Acara waktu itu sudah selesai,” ucap Basuki.

Sebelumnya, sebanyak 8 anggota Badan Kehormatan (BK) DPR juga pernah membuat heboh soal kabar menikmati suguhan ketika transit ke Turki dalam kunjungan kerja mereka.

Awalnya mereka berkunjung ke Yunani untuk studi banding etika dan disiplin. Kemudian merebak kabar mampir ke Turki untuk jalan-jalan dan menonton .  8 anggota Badan Kehormatan (BK) DPR yang ikut dalam kunjungan kerja itu yakni Nudirman Munir (Golkar), Salim Mengga (Demokrat), Darizal Basir (Demokrat), Chairuman Harahap (Golkar), Anshori Siregar (PKS), Abdul Rosaq (PAN), Usman Ja'far (PPP), dan Ali Maschan Moesa (PKB).

Masyarakat dibuat geram dengan perilaku anggota BK DPR itu. Sempat ada aksi pertunjukan oleh sekelompok orang di depan gerbang DPR. Mereka melakukan itu sebagai sindiran.

“Daripada susah cari ke Turki, kami persembahkan untuk anggota dewan, gratis,” teriak seorang orator.

Salah satu anggota BK DPR yang ikut, Chaeruman Harahap angkat bicara. Ia membantah adanya kabar plesiran ke Turki dan menonton itu.  “Sudahlah, pokoknya itu siapa yang bikin rumor? Karena kita pakai pesawat Turki itu transit. Nanti kita juga berhenti di Singapura, nanti dibilang rumor-rumor apa lagi. Padahal cuma transit saja.Kita masih di Athena (Yunani), dan itu semua yang disebut jalan-jalan rumor,” kata Chaeruman pada 2010 lalu.

Mendapati adanya laporan itu, Ketua BK DPR Gayus Lumbuun memanggil dan memeriksa delapan anggotanya itu