Saturday, 20 April 2024
HomeKabupaten BogorImbas Proyek Jembatan Cisadane, Macet Bocimi Bikin Stres

Imbas Proyek Jembatan Cisadane, Macet Bocimi Bikin Stres

BOGOR DAILY-Selama dua hari terakhir, warga yang melintasi Jalan raya Bogor-Sukabumi dipaksa terjebak kemacetan. Terlebih, setelah alat berat untuk proyek rehabilitasi sudah diturunkan ke lokasi sejak Minggu (20/8/17).

Bahkan, Senin (21/8/17) pagi saat jam berangkat bekerja dan sekolah kemacetan lebih dari 10 kilometer. Ketua Himpunan Pengusaha Kecamatan Caringin (HPKC), Franky mengecam, keputusan sepihak Kementerian PUPR yang tetap memberlakukan rekayasa lalu lintas buka – tutup.

Kalau masalah keuangan dapat dikomunikasikan, tinggal undang para stakeholder untuk menyelesaikannya,” tegas Franky yang juga tinggal tak jauh dari .

Tokoh Masyarakat Kabupaten Bogor wilayah Selatan, Safrudin Jepri mengatakan, semua bisa dikoordinasikan, termasuk penyiapan lahan untuk jembatan sementara agar lalu lintas tetap dua jalur.

Lebih lanjut ia mengatakan, kenyamanan pengguna jalan dan pengutamakan kepentingan umum sangat penting. “Para pemilik lahan sudah siap direlokasi dan sudah ada dari perwakilan pengguna jalan untuk sharing biaya sewa atau beli lahan” ujar mantan Ketua Apdesi Kabupaten Bogor itu.

Menurutnya, langkah pertama yang dilakukan adalah pinggirkan dulu alat berat di . Sehingga, jalan tetap dua jalur. Kedua, sambung dia, beri waktu kepada pemerintah daerah dan pihak swasta untuk penyiapan lahan.

Terakhir, melanjutkan perbaikan jembatan dengan sistem dua jalur. Sementara itu, salah satu pengusaha hotel di Jalur Bocimi, Eko mengaku, kecewa karena tidak melibatkan pengusaha lokal untuk berdiskusi sebelum eksekusi.

Ia memastikan, beberapa bulan ke depan omzet hunian hotel di caringin sekitarnya akan turun. “Untuk perbaikan jalan bocimi dengan sistem dua jalur adalah harga mati,” tegasnya.

Kekesalan pun di tumpahkan warga Cisalopa, Yamin yang terjebak macet saat antar anaknya ke SMU Caringin. “Masa Bocimi yang identik jalur neraka perbaikan dilakukan buka – tutup, bikin stres. Pengaturan lalu lintas kacau, semua orang berebut, angkot melambung hingga menutup jalur,” pungkasnya.