Friday, 29 March 2024
HomeKabupaten BogorNyuri Kotak Amal di Masjid Cawi, Pria Ini Nyaris Bonyok

Nyuri Kotak Amal di Masjid Cawi, Pria Ini Nyaris Bonyok

BOGOR DAILY– Warga Kampung Amaliah, Desa Ciawi, Kecamatan Ciawi nyaris mengeroyok Usup (30) seorang pengangguran yang kepergok mencuri Keropak () di Mushola Al-Askar.

Beruntung salah seorang tokoh agama berhasil meredam emosi warga dan menyerahkan urusan ke Polsek Ciawi.

Peristiwa itu diketahui sekitar pukul 15.30 WIB setelah Ayub (25) guru mengaji di mushola hendak masuk ke tempat wudhu. Dari balik jendela ia mendengar suara benda yang bergerak dari dalam mushola. Mencoba mencari tahu, pemuda ini pun berniat masuk ke dalam.

“Tiba-tiba ada orang keluar pintu bawa tas dan tasnya berbentuk seperti ada isinya,” tuturrnya kepada Pojokjabar di Mapolsek Ciawi, Selasa (08/08/2017)

Benar saja, setelah melihat yang biasa ada di dekat mimbar imam sudah raib. Melihat itu, spontan ayub langsung menarik tubuh orang yang mencurigakan. “Setelah ditanya benar  waktu digeledah itu . Saya buka, dan dia ketakutan,” katanya.

Saat kejadian, Ayub kembali menuturkan, bertepatan dengan waktu salat Ashar puluhan warga yang hendak salat langsung melayangkan bogem mentah ke arah pelaku. Tak lama, emosi warga surut setelah tokoh agama di sana datang. “Untung pak kiyai ajengan datang jadi tadi ada warga yang lapor ke Polsek,” terang Ayub.

Kapolsek Ciawi Kompol Muhtarom mengatakan, guna menghidari amuk masa, petugas polsek yakni Aiptu Sukarno dan Brigadir Derajat langsung mengamankan pelaku.

Saat diperiksa pelaku yang bernama Usup warga Kampung Bendungan RT01/01, Desa bendungan mengaku sudah dua kali mencuri . Barang bukti berupa dengan isi Rp 308.700.

“Pelaku saat ini diperiksa dan diancam Pasal 362 tentang dengan hukuman maksimal tiga tahun penjara,” tegas Kapolsek.

Ia bahkan menyesali perbuatannya. Pria bertubuh tambun ini mengaku sudah beberapa bulan terakhir tidak bekerja. Sementara ia harus menafkahi istri, dua anak tiri, dan satu anak kandungnya.

Sehari-hari pria yang hanya mengenyam bangku sekolah dasar ini berkerja serabutan. Terkadang, ia menjadi kuli bangunan atau sebagai kuli di pasar “Saya terpaksa pak. Saya nyesel. Istri dan anak saya harus makan. Saya sudah cari kerja ke sana kemari tapi enggak dapat pak,” akunya sambil menangis.