BOGOR DAILY- Usai dilaporkan sejumlah aktivis dari PMII Kota Bogor, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor meminta maaf dan mencabut laporan atas tuduhan pelecehan kepada salah satu anggotanya. Begitu juga dengan PMII cabang Kota Bogor yang mencabut laporan atas dugaan pengeroyokan dan pencemaran nama baik oleh Satpol PP Kota Bogor. Kedua belah pihak pun akhirnya berdamai.
Ketua IKA PMII Kota Bogor Ahmad Aswandi mengatakan, permasalahan yang pernah terjadi merupakan sesuatu hal dan evaluasi berharga bagi kedua pihak. Sehingga tak ada fitnah seperti dilayangkan Satpol PP saat ini yang menuduh melakukan pelecehan kepada anggotanya. “Dengan adanya semua ini menjadi bahan untuk kita saling melakukan evaluasi agar ke depannya tidak terjadi hal yang sama,” ujarnya.
Menurut dia, evaluasi harus dilakukan Satpol PP saat mengamankan aksi dan tidak mengambil kesimpulan untuk melaporkan tanpa ada bukti kuat yang membuat pihak lainnya tercemar. “Setelah perdamaian ini, kedua belah pihak melakukan introspeksi dan evaluasi. Kita berharap tidak terjadi lagi permasalahan seperti kemarin,” terangnya.
Selain itu, permohonan maaf dari Satpol PP juga membuat pihaknya mencabut berkas laporan. Begitu pula dengan pihak Satpol PP yang mencabut berkas perkaranya. “Karena sudah cabut berkas dua-duanya, maka kita melakukan islah agar tidak memperpanjang kasus ini,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Bogor Herry Karnadi didampingi Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Agustiansyah dan Kepala Bidang Penegak Perda Dani Suhendar menjelaskan, permasalahan yang terjadi sangat menyita waktu, pikiran dan tenaga. Terkait yang disampaikan mahasiswa PMII dalam aksi demo memang evaluasi dan kritik membangun bagi Satpol PP.
“Bagi kami menghadapi aksi dari mahasiswa sudah biasa dan Satpol PP baru kali ini menjadi sasaran target unjuk rasa, karena biasanya Satpol PP sebagai petugas mengamankan aksi demo. Satpol PP sudah sepakat dengan PMII untuk berdamai dalam permasalahan ini. Apa yang terjadi kemarin sudah kita selesaikan bersama,” katanya.
Komunikasi yang sudah dibangun dengan PMII melalui para senior membuahkan hasil dalam perdamaian ini. “Kami sepakat tidak akan memperpanjang lagi permasalahan. Kita kedua belah pihak sudah tersita waktu dan segalanya, jadi dengan islah ini ke depan kita sama-sama menjalankan aktivitas kembali sesuai tupoksi masing-masing,” ungkapnya.
Sebelumnya, perselisihan mahasiswa dengan Satpol PP berawal dari aksi unjuk rasa di depan Balai Kota akhir Juli lalu. Suasana demo yang mulanya kondusif berubah mencekam dengan aksi baku hantam dan saling dorong. Hingga muncul insiden pemukulan mahasiswa dan dugaan pelecehan terhadap anggota Satpol PP.
Pasca-bentrokan terjadi, perseteruan mahasiswa dan Satpol PP berlanjut ke ranah hukum. Satpol PP Kota Bogor melaporkan salah satu mahasiswa yang terlibat demo atas tuduhan pelecehan seksual. Sebaliknya, mahasiswa yang jadi korban pemukulan aparat pun melaporkan atas tuduhan melakukan kekerasan bersama-sama.
Anggota Satpol PP Kota Bogor Suci Wulandari Agustina (21) merasa mendapat perlakuan tak senonoh saat bersitegang dengan mahasiswa. Dalam situasi memanas dengan saling dorong, ia mengaku telah diremas bagian dadanya. Hingga kasus ini dipolisikan. Sementara pantauan Metropolitan di lokasi, sejumlah anggota PMII melakukan orasi menuntut Wali Kota Bogor Bima Arya mencopot Kasatpol PP Heri Karnadi. Sejumlah Satpol PP wanita (srikandi) pun telah berjaga di depan massa.
Saat itu, mahasiswa mencoba merangsek masuk ke Balai Kota Bogor namun terlanjur dihadang para srikandi. Aksi baku hantam pun pecah hingga seorang mahasiswa yang diketahui bernama Muhammad Iqbal Al-Afghaniy (20) habis dipukuli. Saat itu, Satpol PP yakin ada salah satu anggotanya yang dilecehkan dan melapor ke polisi.
Sementara itu, Ketua Cabang PMII Kota Bogor Fahrizal membantah tuduhan yang disangkakan kepada pihaknya. Menurut dia, tidak ada pelecehan yang dilakukan anggotanya, karena ketika itu mahasiswanya bersitegang dengan Srikandi, sehingga ketika adanya dorong-dorongan dari anggotanya banyak anggota srikandi yang terpental. “Itu terjadi ketika adanya dorong-dorongan, bukan sengaja dipegang bagian intimnya,” katanya.
Pria yang akrab disapa Obama ini menyesalkan atas tuduhan Satpol PP. Sebab, ini merupakan pencemaran nama baik organisasinya. Bukan hanya anggotanya yang geram atas tuduhan seluruh anggota. Kader PMII juga geram atas tuduhan tersebut.
“Kita laporkan balik Satpol PP. Selain pencemaran nama baik, ini ada anggota kita juga yang dipukuli anggota Satpol PP. Kita juga sudah visum ada beberapa luka memar akibat anggota Satpol PP yang berlaku seperti preman,” ungkapnya.