Friday, 19 April 2024
HomeKota BogorDedi Mulyadi Sebut Tokoh Bogor Minta Mahar Cagub Rp10 Miliar

Dedi Mulyadi Sebut Tokoh Bogor Minta Mahar Cagub Rp10 Miliar

BOGOR DAILY- Internal Partai mulai bergejolak jelang Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar). Setelah muncul surat dukungan bodong untuk Ridwan Kamil serta aksi pengembalian kartu anggota di sejumlah daerah, kali ini permintaan mahar Rp10 miliar juga mencuat. Seperti yang diutarakan Ketua DPD Jabar Dedi Mulyadi secara blak-blakan dalam pencalonannya sebagai Gubernur 2018 hingga menyebut adanya tokoh yang menjanjikan rekomendasi DPP keluar dengan mahar tersebut.

Kemunculan surat du­kungan DPP untuk Ridwan Kamil beberapa waktu lalu berbuntut panjang hingga memunculkan reaksi di sejum­lah daerah. Sampai akhirnya muncul unjuk rasa di kantor DPD Partai Golkar, Jalan Mas­kumambang, Kota Bandung, Selasa (26/9).

Dalam unjuk rasa itulah, fakta soal adanya permintaan mahar Rp10 miliar terungkap. Ketua Dewan Pimpinan Dae­rah (DPD) Partai Golkar Dedi Mulyadi yang berorasi di de­pan ratusan kader Partai Gol­kar buka-bukaan soal mahar itu. Di hadapan pengurus, Dedi mengaku pernah ditele­pon oleh seorang tokoh yang dekat dengan DPP Partai Golkar.

Isi percakapannya mem­bahas soal kesiapan Dedi memberikan mahar demi keluarnya surat rekomendasi DPP Golkar sebagai calon gu­bernur (cagub) yang saat ini tak kunjung dikantongi. “Kita menapaki proses konsolidasi politik. Rapat di DPP kita ikuti. Dari pertama sampai dipu­tuskan (rekomendasi, red) 1 Agustus 2017, habis itu hilang. Saya sabar. Di tengah-tengah itu saya secara pribadi men­galami kegelisahan karena seringkali ada orang telepon. ‘Pak Dedi siap kan? Kalau ng­gak, tidak akan keluar reko­mendasinya',” kata Dedi me­nirukan ucapan si penelepon, Selasa sore.

Namun, Dedi mengaku per­mintaan itu tak digubris meski surat rekomendasi penun­jukkan sebagai bakal calon (balon) Gubernur Jabar dari DPP Partai Golkar hingga kini masih digantung. “Dengan tegas dia katakan kalau Anda tidak kasih Rp10 miliar, jangan menyesal Anda tidak dapat­kan apa-apa. Saya katakan tidak apa-apa, besok saya tidak jadi apa-apa juga nggak apa-apa,” kata Dedi.

Meski demikian, Dedi men­egaskan bahwa yang menel­eponnya itu bukan kader DPP Partai Golkar. “Yang menelepon saya itu tokoh dari . Saya katakan yang meminta itu bu­kan pengurus Golkar, hanya seorang tokoh biasa yang merasa dekat dengan Golkar,” terang Bupati Purwakarta ini.

Rupanya, ucapannya terse­but mengundang reaksi di internal DPP. Desakan pada Dedi pun muncul agar yang bersangkutan mengungkap tokoh yang dimak­sud. Seperti yang diutarakan Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily. “Kalau Kang Dedi merasa diminta mahar oleh oknum pengurus DPP Partai Golkar, terus terang saja, se­butkan oknum pengurus yang melakukannya,” ujar Ace.

Pasalnya, Dedi tak menye­butkan secara gamblang soal orang yang meminta mahar Rp10 miliar itu. Jika memang ada yang meminta mahar, Ace menyarankan orang tersebut dijatuhi sanksi. “Supaya tidak terjadi fitnah, sebutkan nama dan jabatannya agar terang benderang. Kalau benar dia meminta mahar, sebaiknya dikenakan sanksi karena me­langgar pakta integritas terse­but,” kata Ace.

Sementara di , Sekre­taris DPD Golkar Kota Heri Cahyono mengaku tidak mengetahui persoalan terse­but. Bahkan, pihaknya tidak paham siapa tokoh yang dimaksud tersebut. “Saya nggak tahu. Tidak ikut campur urusan itu. Coba tanyakan ke Pak Dedi,” kata Heri.

Menurut lelaki yang menja­bat Wakil Ketua DPRD Kota ini, tidak mungkin hal tersebut dilakukan sekelas pengurus Golkar. Selain tidak berwenang melakukan lobi-lobi, daerah hanya berwenang dalam segi memberi dukun­gan. “Itu pelanggaran karena kita tidak berwenang seperti itu. Artinya mencampuri uru­san atasan,” ucapnya.

Menurut Heri, jika mahar itu diminta oleh pengurus DPD Goklar, maka dirinya memas­tikan akan ada sanksi yang dijatuhkan. “Kalau ada bukti nyata tentu bisa dilakukan pemecatan. Tapi itu untuk pengurus. Kalau anggota DPD yang memberikan sanksi,” yakinnya.

Dirinya menambahkan, se­jauh ini DPD Golkar Kota sudah menyiapkan dukungan kepada Dedi Mu­lyadi untuk maju di Pilkada Jabar. Sehingga, tidak mung­kin sekelas Dedi Mulyadi tidak direkomendasikan maju di Pil­gub Jabar. “Kita sudah siapkan untuk Pak Dedi. Saya rasa di Jabar juga sama (mengusung Dedi, red),” ujarnya.

Kemarin, lanjut Heri, pengu­rus DPD Partai Golkar se-Jabar juga telah menetapkan pilihan untuk satu kata mengusung Dedi Mulyadi. “Hari ini (ke­marin, red) seluruh Ketua dan Sekretaris DPD Partai Golkar tingkat kota/kabupaten se-Jabar bersama PK se-Jabar bertemu di Sekretariat DPD Partai Golkar Jabar. Hasilnya, DPD kota/kabupaten se-Jabar menyampaikan dukungannya terhadap DM untuk tetap dicalonkan sebagai gubernur di Pilgub Jabar,” kata Heri ke­pada Metropolitan, kemarin.