Thursday, 28 March 2024
HomeBeritaPelaku yang Bikin 25 Orang Terpanggang Masih Remaja

Pelaku yang Bikin 25 Orang Terpanggang Masih Remaja

BOGOR DAILY Kasus kebakaran yang melalap sekolah Tahfiz di Datuk Keramat, Kuala Lumpur, Malaysia, menapaki babak baru.

Dilansir dari News Straits Times, dalam kejadian tersebut terdapat unsur kesengajaan yang dilakukan oleh beberapa siswa. Menurut penyelidikan polisi, jumlah siswa yang melakukan aksi tidak perpuji tersebut ada tujuh orang.

Mereka berusia antara 12 hingga 18 tahun. Alasan mereka membakar sekolah tersebut adalah perselisihan antarsiswa.

“Dua dari mereka awalnya berencana masuk sekolah untuk mencuri handphone para siswa.

“Ketika mereka berkumpul di restoran selain tempat di dekat sekolah Kamis pagi, para tersangka telah membahas tentang membakar sekolah sebagai bentuk balas dendam. “Dua dari mereka pergi membeli bensin.

“Sekitar jam 4.30 pagi, anak laki-laki itu kemudian berkumpul di sebuah ladang di belakang sekolah tahfiz, sebelum mereka bertiga menyelinap ke sekolah tersebut.”

Mereka mengetahui bahwa pintu asrama terkunci. Kemudian, mereka masuk ke warung makan di dekat tempat mereka mencuri tabung gas. Tabung gas pun dibawa ke lantai tiga asrama dan gasnya pun dilepas.

Di tangga, beberapa dari mereka menuangkan bensin dan menyalakan dengan korek api. Setelah melakukan aksinya, ketujuh remaja tersebut melarikan diri dengan sepeda motor.

Sosok ganjil

Hasil investigasi tim penyelidik mengatakan kebakaran yang menewaskan 23 santri di Pesantren Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah di Datuk Keramat, Kuala Lumpur, Malaysia, diduga ada yang merencanakan.

Hal ini setelah terungkap beberapa bukti kuat yang ditemukan selama penyelidikan, dilansir dari New Straits Times.

Satu di antaranya adalah terekam sosok misterius di CCTV tepat di dekat pintu masuk pesantren, dua jam sebelum kebakaran terjadi.

Rekaman itu menunjukkan ada seseorang yang terlihat seperti remaja menyelinap ke pesantren sekitar pukul 3 pagi.

Bukti lain yang menguatkan jika kebakaran tersebut memang dilakukan oknum secara sengaja adalah jejak bensin di depan pintu pesantren. Ada juga dua tabung gas yang diketahui bukan milik pesantren.

Seorang penjaga pesantren yang selamat, Mohd Arif Mawardi mengatakan saat melakukan pemeriksaan rutin sekitar pukul 11 malam waktu setempat pada hari Rabu (13/9/2017) malam tidak melihat ada tabung gas di lantai.

Polisi pun sudah menahan satu santri selamat yang keluar dari pesantren beberapa jam sebelum tragedi kebakaran sebagai saksi. Sumber lain juga memaparkan bahwa tragedi itu terjadi karena motif balas dendam oleh oknum tertentu.

Karena sebelum kejadian, ada informasi telah terjadi perkelahian antar santri pesantren baru-baru ini. Meskipun ini masih menjadi dugaan dan belum bisa dijadikan bukti kuat untuk menyimpulkan penyebab kebakaran.

Kepala Polisi Roy Suhaimi Sarif menjelaskan masih terus menyelidiki terkait kemungkinan penyebab kabakaran termasuk mendalami laporan perkelahian antar santri tersebut.

“Kami belum tahu apakah perkelahian antara siswa adalah motifnya. Bisa saja ini terjadi sejak lama dan tidak terkait dengan kebakaran ini,” katanya.

Sebelumnya Direktur pemadam kebakaran Khirudin Drahman mengatakan jika kemungkinan kebakaran terjadi karena korsleting listrik. Namun setelah diselidiki, tidak ada korsleting listrik sebagai penyebab kebakaran.

Hal ini berdasarkan temuan tim penyelidik yang memastikan bahwa rangkaian listri dan sakelar utama gedung pesantren dalam kondisi baik. “Kami menemukan bahwa api telah menyebar sangat cepat, dengan cara yang aneh dan tidak biasa,” jelasnya.

Padahal biasanya, jika penyebabnya korsleting, kotak sekering utama akan hancur dan akan memakan waktu setidaknya 30 menit untuk api menyebar.

Berdasarkan pengakuan saksi api juga berasal dari pintu utama pesantren dan ditemukan dua tabung gas.

Khirudin meyakini ada hal ‘aneh’ lain dari luar gedung yang menyebabkan kebakaran.