Friday, 19 April 2024
HomeKabupaten BogorPenyebab Kematian Sekeluarga di Klapanunggal Masih Misterius

Penyebab Kematian Sekeluarga di Klapanunggal Masih Misterius

BOGOR DAILY- Kepolisian Resor Bogor meminta bantuan pusat laboratorium forensic (Puslabfor) Bareskrim Polri untuk mencari musabab kematian satu keluarga di Perum Grand Kahuripan Cluster Bromo V Blok BD 07 RT 02/08, Desa Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Rabu (4/10/17), tim Puslabfor melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan memasang memasang alat pendeteksi pencemaran udara atau gas detector. Namun, penyebabnya belum bisa dipastikan dari asap genset alias masih misterius.

“Kami bekerja sama dengan Puslabfor untuk mengetahui apakah penyebab kematian satu keluarga ini akibat udara karbon dari genset. Nanti hasil dari laboratorium akan disesuaikan dengan hasil autopsi di RS Polri Kramat Jati,” ujar Kapolsek Klapanunggal, Ajun Komisaris Polisi Adhimas Sriyono Putra.

Olah TKP berlangsung selama satu jam setengah mulai pukul 15.00-16.30 WIB. Hasilnya, selama 30 menit genset terpasang, gas detector langsung berbunyi menandakan udara di dalam ruangan sudah tercemar. Petugas lantas mengambil sampel udara dari dalam dan luar rumah, untuk diteliti lebih lanjut.

“Dari hasil penelitian akan diketahui apakah pembakaran genset tersebut sempurna atau tidak,” ungkapnya, seraya menambahkan pihaknya juga masih akan memeriksa sejumlah saksi.

Seperti diberitakan Radar Bogor sebelumnya, Selasa (3/10/17) sore, sekeluarga penghuni rumah Grand Kahuripan Cluster Bromo V Blok BD 07, RT 02/08, Desa Klapanunggal, ditemukan tewas. Kuat dugaan, ketiga korban meninggal musabab kekurangan oksigen dan menghirup karbon dioksida (CO2) dari asap genset.

Korban diketahui bernama Ahmad Sariun (34) asal Ciamis, bersama istrinya Rika Liswati (28), dan anak pasutri tersebut, Rabil (4). Berdasarkan keterangan saksi-saksi, ketiganya diduga telah meninggal sejak Minggu (1/10/17) malam.

“Saya curiga sejak kemarin lampu rumah tetap menyala siang hari. Saya pikir sedang liburan. Tapi sempet khawatir karena anaknya (korban Rabil) tidak terlihat di pengajian,” tutur tetangga korban, Johar (45).

Dua hari Rabil (4) absen ke pengajian membuat Johar berprasangka buruk. Firasat itu diperkuat ketika dirinya mendengar pengakuan sang pemilik kontrakan yang dihuni korban, mencium bau busuk dari dalam rumah. Bau itu sampai mengundang lalat-lalat hijau menempel di pintu dan kaca depan.

“Akhirnya sama ibu Nani (pemilik kontrakan) datang, sempat mengetuk pintu. Terkunci rapat dari dalam. Bilang ada bau busuk mencurigakan,” ujarnya.

Segera, Johar dan Nani melaporkan kejadian itu pada Babinsa Klapanunggal. Tak lama, Babinsa setempat, Sertu Sugianto, beserta Komandan Koramil Klapanungal Kapten CHb K. Zurnita datang ke lokasi. Atas izin pemilik, pintu rumah tersebut didobrak.

Betapa terkejutnya warga menemukan tubuh Ahmad Sariun, istri, dan putranya tergolek kaku. Tubuh mereka sudah membengkak dan membiru. Kanit Reskrim Polsek Klapanunggal Ipda Yayan Sofyana Suri yang tiba di lokasi kemudian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Hasil pemeriksaan sementara, di ruang tamu rumah kontrakan itu ditemukan mesin genset merk Zehn dalam keadaan mati dan bahan bakar kosong.

“Kami meminta dukungan tim identifikasi dari Polres Bogor,” ujar Yayan, seraya menyebut tidak ditemukan bekas kekerasan ataupun barang yang hilang atau rusak dari rumah tersebut.

Tetangga korban, Yani (40) menuturkan, dua hari sebelumnya, Minggu (1/10/17), sekitar pukul 17.00 WIB, semua listrik di perumahan tersebut padam.

Tak lama, Yani sempat mendengar korban menyalakan genset. Selanjutnya pada pukul 23.30 WIB, listrik menyala kembali dan dirinya sempat memberitahu korban melalui pesan singkat bahwa listrik sudah menyala. “Tapi gak dijawab. Sejak hari itu korban dan keluarga gak kelihatan keluar rumah,” tuturnya.