Friday, 29 March 2024
HomeKabupaten BogorSisia APBD Kabupaten Bogor Lebih dari Rp504 Miliar

Sisia APBD Kabupaten Bogor Lebih dari Rp504 Miliar

BOGOR DAILY-Meski sudah menyusut, Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) ditargetkan akan tersisa Rp504 miliar. Sekretaris Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) , Relly Gumbiraely menjabarkan, sisa anggaran tersebut merupakan 6,7 persen dari Total 2017 sebesar Rp 7,421 triliun.

“Kalau tahun kemarin realisasi SILPA baik positif dan negatif di angka Rp692 miliar,” kata

Menurutnya, sisa anggaran itu telah melalui perhitungan, berdasarkan penghematan dari kegiatan pembangunan. Menurutnya,Pemkab Bogor sudah melampaui target pendapatan. Dari sisi pajak 91,2 persen di P 2017. “Estimasi kita akan lebih dan itu akan menjadi SILPA positif,” ucapnya.

Menurutnya, SILPA positif Rp504 miliar itu belum termasuk dengan SILPA negatif yang didampak dari kegiatan lelang pembangunan.

“Berapanya, saya juga belum tahu, karena ini masih berjalan. Yang pasti akan lebih besar dari Rp504 Miliar. Kita lebih ke estimasi yang bisa terukur, dalam arti kata pendapatan kita bisa meningkat dari yang sudah dicapai saat ini,” jelas dia.

Namun demikian, sambung dia, berkaca dari SILPA di 2015 yang mencapai Rp1,3 triliun, bupati sudah memberikan peringatan pada seluruh SKPD untuk bekerja secara maksimal. Agar sisa anggarannya tidak melampaui angka Rp692 miliar. “Tahun kemarin ibu sampe satu hari itu minimal satu atau dua kali tanya laporan posisi penyerapan anggarannya. Tujuannya, agar SILPA negatifnya tidak besar,” ujarnya.

Sekedar diketahui, hingga Agustus tahun ini kegiatan lelang di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) menyumbangkan sebanyak Rp98.332.047.273. Anggaran yang merupakan SILPA positif ini masih bisa bertambah seiring berjalannya waktu. “Masih bisa bertambah, karena tahun ini belum selesai,” kata Kepala BPBJ Budi Cahyadi Wiryadi.

Meski begitu, dia memprediksi efisiensi anggaran tahun ini jumlahnya akan menurun dari tahun sebelumnya. Sebab, jika dikomparasi tahun sebelumnya, efisiensi anggaran hasil pekerjaan fisik mencapai 13,31 persen atau Rp208 miliar dari nilai pekerjaan seluruhnya mencapai Rp1,56 triliun. Sedangkan tahun ini hingga pekan ketiga Agustus 2017, efisiensi dari 724 paket yang selesai dilelang hanya Rp98,3 miliar atau 8,23 persen dari total pagu anggaran Rp1,194 triliun.

“Trennya (efisiensi, red) menurun dari tahun sebelumnya. Memang pagu anggarannya untuk tahun ini lebih kecil. Kalau tahun lalu Rp1,56 triliun, tahun ini yang akan dilelangkan hanya Rp1,41 triliun,” imbuhnya.

Budi menuturkan, alasan anggaran efisiensi ini turun karena ada rasionalisasi besaran pagu dalam perencanaan di setiap SKPD dalam menentukan harga pekerjaan tahun ini, meski tidak ada aturan eksplisit yang mengatur adanya batas nilai penawaran atas paket yang dikerjakan. “Mungkin ya, SKPD menetapkan nilai sebuah paket pekerjaan tidak terlalu tinggi. Jadi pihak ketiga yang mengajukan penawaran, tidak terlalu jauh dari nilai yang ditetapkan SKPD. Gampangnya, tidak terlalu jauh lah nawarnya,” ujarnya.