Friday, 29 March 2024
HomeTravellingStudi: Perempuan yang Dipoligami Mudah Depresi

Studi: Perempuan yang Dipoligami Mudah Depresi

BOGOR DAILY- Netizen ternganga ketika pelawak Kiwil mengunggah foto putra bungsu dari istri keduanya. Pasalnya dalam foto bayi mungil bernama Alkhalifi Delta itu malah terkuak masalah rumah tangga Kiwil dengan sang istri, Meggy Wulandari.

Kiwil awalnya menuliskan caption indah,”Anakku adalah bagian dari ibadahku. Titipan Allah Azzawajalla yang harus kujaga. Semoga Allah Subhana Wataalla selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya buat kamu duhai anakku,” begitu tulis Kiwil.

Tapi di kolom komentar, Meggy membalasnya dengan ucapan pedas, “Amin yaa Rabb, tapi suamiku adalah suami yang pilih kasih pada anak-anaknya… Sering kali nggak bersikap adil pada anak di sini dan Mamanya lah yang selalu jadi obat luka hati anak-anaknya… Adil hanya milik Alah Pak Ustaz Kiwil jadi jangan suka bohong pada anak dan istrinya, adanya saya di hidupmu diawali dari kebohonganmu Pak ustaz. Jadi lah bapak yang tidak pilih kasih pada anak-anak ya pak ustaz Kiwil… Karena itu hanya melukai perasaan anak-anakku,” tulis Meggy.

Ucapan ini malah berbalik menyerang Meggy. Mantan artis sinetron itu dianggap netizen tidak tahu diri karena ia sendiri statusnya adalah istri kedua dalam hubungan . Kenapa Meggy bisa semarah itu pada suaminya?

Menurut Dr.Heba Sharkas, seorang konselor di Al Amal Centre yang berfokus pada masalah keluarga di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, para yang dipoligami akan mengalami masalah emosional.

“Dalam kasus serius dimulai dengan depresi, amuk amarah, atau bahkan sakit. Itu semua tergantung dari rasa toleransi dan rasa sabar yang diperlihatkan sang istri,” ujar Dr.Sharkas seperti dilansir dari www.thenational.ae.

“Lingkungan tempat wanita itu dibesarkan bisa memengaruhi kemampuannya sebagai bagian dari pernikahan ,” tambah sang konselor.

Sebelum menikah lagi, Dr.Sharkas menyarankan agar para pria berbicara dengan dulu istri pertama. Kemukakan alasan kenapa harus ada istri kedua dalam pernikahan mereka. Jika ini tidak dilakukan, atau terjadi tanpa seizin istri pertama, pernikahan kedua akan berjalan penuh rasa cemburu dan amarah.

Seperti dikatakan Dr.Rana Raddawi, seorang pendamping profesor di Departemen Inggris, American University of Sharjah, dalam hubungan umumnya merasa ditelantarkan dan cemburu. Kesimpulan ini ia lakukan pada 100 Arab yang terlibat dalam pernikahan .

“Saya memiliki banyak kenalan dan anggota keluarga yang terlibat dalam dan mereka menderita karenanya,” ujar Dr.Rana.