Thursday, 25 April 2024
HomeBeritaMengharukan! Iriana Jokowi Menangis di Pelukan Sang Besan

Mengharukan! Iriana Jokowi Menangis di Pelukan Sang Besan

BOGOR DAILY-Pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu, Rabu (8/11/2017) kemarin dihadiri ribuan tamu dari berbagai kalangan.

Mulai dari warga biasa seperti teman sekolah Kahiyang hingga pejabat penting seperti mantan Presiden hingga pejabat tinggi negara. Acara mantu yang menjadi perhatian tanah air itu menjadi salah satu momen penting tak hanya untuk keluarga besar Jokowi, tapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Media sosial pun menjadi salah satu media yang digunakan netizen untuk ikut memeriahkan pernikahan putri orang nomer satu di Indonesia ini. Ada banyak momen-momen haru yang tertangkap kamera hingga menjadi viral di media sosial.

Salah satunya adalah momen yang terjadi antara dengan besannya, Ade Hanifah Siregar. Ade Hanifah Siregar adalah ibunda dari suami Kahiyang, Bobby Nasution.

Ade hadir di pernikahan putranya tak didampingi suami karena ayah Bobby telah meninggal dunia. Sejak Minggu (6/11/2017), Ade telah berada di Solo bersama rombongan keluarga. Ia dengan setia mendampingi putra tercintanya menyambut detik-detik melepas masa lajang.

Selasa pagi (8/11/2017), Ade juga tampak mendampingi Bobby ketika melakukan akad nikah. Mengenakan kebaya berwarna kuning emas yang anggun ia tampak duduk berdampingan dengan . Selayaknya seorang ibu yang melepas putrinya menikah, ada seraut keharuan yang dirasakan Iriana.

Melihat Kahiyang akhirnya resmi dipersunting pria pilihannya, Iriana pun tak mampu menahan air mata. Ia terlihat menangis saat prosesi akad dilaksanakan. Tak disangka, melihat besannya menangis, Ade secara spontan melakukan hal mengharukan.

Ibunda Bobby itu langsung memeluk Iriana berusaha menenangkan sang besan. Sambil tersenyum ia mengusap air mata Iriana menggunakan tisu.

Momen haru itu terekam kamera oleh seorang fotografer bernama jimboeng. Foto itu kemudian menjadi viral dan banyak mendapat komentar netizen.

“Terharu,”

“jadi inget mamaku,”

“duh kok sedih ya,”(*)