Friday, 26 April 2024
HomeKabupaten BogorAnak yang Diduga Korban Kekerasan Ibunya Tidak Sekolah

Anak yang Diduga Korban Kekerasan Ibunya Tidak Sekolah

BOGOR DAILY-Tiga hari sudah IQ menempati rumah aman (shelter) milik Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bogor. Meski sempat tertutup dan merasa tertekan, namun kini kondisi IQ sudah lebih membaik pasca dirinya dan sang ibu, HI (36) yang diduga melakukan kekerasan diamankan polisi dari kediamannya di Taman Aster Golf Jalan Aster 3, , Kabupaten Bogor.

Menurut Ketua P2TP2A Kabupaten Bogor, Euis Hidayat, kondisi IQ baik-baik saja selama berada di rumah aman P2TP2A. Dalam masa pemulihan ini, pihanya melibatkan dua psikolog dan konselor untuk membantu proses observasi guna kepentingan penyeldikan polisi.

“Ya, alhamudulillah sudah lebih baik dari kemarin yang seperti dalam tekanan,”kata Euis.

Meski berada di rumah aman P2TP2A Kabupaten Bogor, Euis memastikan kalau IQ tetap mendapatkan haknya untuk bersekolah. Hanya saja, seluruh dokumen belajarnya dikirimkan melalui email.

“Sementara tidak sekolah dulu. Tapi, semuanya dikirim email. Jadi tetap belajar, istilahnya home schooling-lah begitu,”ujar dia kepada Metropolitan.

Sementara itu, pihak kepolisian masih mendalami kasus dugaan terhadap putri kandungnya. Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky mengatakan, jika saat ini ada tetangga korban yang mengaku melihat penganiayaan yang dilakukan oleh ibu kandung terhadap putrinya sendiri.

“Hasil wawancara kami ada saksi yang menyatakan melihat penganiayaan tersebut,” ujarnya, Rabu (17/1/2018).

Namun pihaknya akan membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Polres Bogor atas saksi tersebut. “Akan kami BAP dulu dan akan diminta pernyataannya,” tegasnya.

Menurutnya, dalam kasus dugaan penganiayaan ini terjadi antara ibu dan anaknya sehingga harus dilihat level penganiyaan seperti apa. “Bentuk penganiayaan itu akan kami cek lagi sepeti apa, karena levelnya beda antara penganiayana dan pendidikan,” tukasnya.

Sebelumnya, dari keterangan sementara, ibu korban HI mengelak jika telah menganiaya putri kandunganya yang masih duduk dibangku SMP. “Menurut ibu korban itu pembinaan tehadap anaknya, karena dia tinggal berdua dan sudah pisah sama suaminya,” kata dia.