Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaWarga Ontrog Sepuluh Buruh Asing

Warga Ontrog Sepuluh Buruh Asing

BDN – Keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di salah satu perusahaan, Kampung Sindanglengo, RT 04/04, Desa Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, di media sosial. Sebab, TKA ini melakukan pekerjaan sebagai buruh kasar.

Sekretaris Desa (Sekdes) Klapanunggal, Magriza Djubaedi, mengatakan, belum lama ini memang ada warga yang berunjuk rasa di perusahaan tersebut lantaran banyak TKA yang bekerja sebagai buruh kasar. Sedangkan masyarakat setempat sulit bekerja di perusahaan itu.

“Di PT Indo Global Bangun Teknologi benar ada TKA. Saya kurang tahu perusahaan itu bergerak di bidang apa,” katanya. Saat masyarakat demo, ia diminta kepala desa (kades) untuk menenangkan masyarakat agar tidak berbuat anarkis. Menurut dia, perusahaan tersebut sedang membangun gedung dan belum produksi.

Sementara itu, penerjemah TKA di PT Indo Global Bangun Teknologi, TS (21), mengungkapkan, TKA yang bekerja ada sepuluh orang. Semua tenaga ahli. “TKA itu berasal dari China daratan,” ungkapnya.

TS menerangkan, warga sekitar ada yang bekerja di perusahaan ini. Jumlahnya delapan orang. Terdiri dari lima warga Kampung Sindanglengo, Desa Klapanunggal dan lainnya dari Desa Kembangkuning. “TKA ini sudah bekerja satu bulan. Soal perizinan TKA saya kurang tahu, karena saya sebatas penerjemah,” terangnya.

Setelah didemo warga, TKA sudah tidak ada lagi di lokasi pembangunan perusahaan. “Saya tidak tahu pergi ke mana mereka (TKA, red),” tuturnya.

Terpisah, Kades Klapanunggal, Tini Prihatini, mengaku tidak tahu mengenai TKA tersebut legal atau tidak. Yang jelas, ia sudah komunikasi dengan perusahaan dan meminta penjelasan dari PT Indo Global Bangun Teknologi.

“Rencananya dua atau tiga hari perusahaan datang ke desa, karena manajemennya berada di luar kota,” akunya.

Tini membeberkan, demonstrasi warga terjadi karena masyarakat melihat ada TKA yang sedang mempekerjakan buruh kasar, yakni membuat adukan untuk membangun perusahaan. Padahal, ini bisa dilakukan warga sekitar dan banyak warga sekitar pun yang ingin bekerja, tetapi malah dilakukan TKA.

“Setelah saya telepon orang perusahaannya, dia menjelaskan bahwa adukan itu bukan adukan sembarangan. Takaran bahan adukan harus dilakukan orang yang paham,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here