Friday, 29 March 2024
HomeKabupaten BogorBentrok Suporter Militer Versus Sipil di Cibinong, Satu Tewas

Bentrok Suporter Militer Versus Sipil di Cibinong, Satu Tewas

BOGOR DAILY- Tagar bertuliskan ‘savepersitafans' berseliweran di media sosial. Begitu pula dengan ucapan dukacita atas kematian Banu Rusman pada Kamis (12/10). Remaja berusia 17 tahun itu jadi korban bentrokan antara suporter militer vs sipil usai pertandingan babak 16 besar Liga 2 antara Persita Tangerang melawan PSMS Medan di Stadion Mini Persikabo, Cibinong, Rabu (11/10). Sementara sejumlah korban masih dirawat di RSUD Cibinong karena luka berat.

Buntut dari kerusuhan tersebut, seorang suporter Persita bernama Banu Rusman (17) harus meregang nyawa. Pemuda asal Tangerang Sela­tan itu mengalami luka sobek di bagian kepala. Akhirnya ia mengembuskan napas terakhir di RSUD Cibinong, Kamis (12/10).

Tadi malam jenazah Banu tiba di rumah duka di Kapling Serpong, RT 02/04, Kelurahan Serpong, Tangerang Selatan, sekitar pukul 20:10 WIB. Kakak ipar korban, Aria mengatakan, jenazah akan dibawa ke Peka­longan, Jawa Tengah, untuk dimakamkan. “Dimakamkan di Pekalongan, desanya di Se­ragi Timur,” kata Aria.

Sementara itu, 17 korban luka lainnya masih dalam pe­rawatan di RSUD Cibinong. Sebagian dari mereka adalah perempuan dengan rentang usia 17-25 tahun. Kabar ini langsung diumumkan di akun Instagram resmi Persita dan menjadi trending topik di Twit­ter dan sejumlah media sosial lainnya.

Sekadar diketahui, bentrok antara suporter militer dan sipil itu terjadi di Stadion Mini Persikabo usai pertandingan. Dari informasi yang dihimpun, keributan berawal saat sejum­lah suporter Persita yang ber­jumlah sekitar 20 orang tiba-tiba turun ke pinggir lapangan. Mereka melempari tribun yang diisi suporter militer dari PSMS Medan yang didominasi dari Divisi Infanteri 1 Kostrad Ci­lodong. Saat itu pula suporter militer turun ke lapangan mengejar suporter sipil hing­ga terjadi aksi saling serang.

Kapolres Bogor AKBP AM Dicky membenarkan soal te­wasnya salah seorang suporter. Namun ia tak ingin berkomen­tar banyak lantaran masih melakukan penyelidikan. “Iya, nanti ya sedang kami selidiki. Mohon maaf,” kata Dicky lewat telepon.

Kerusuhan antara suporter sipil dan militer bukan kali pertama. Suporter militer para pendukung PS TNI juga pernah terlibat kerusuhan dengan suporter Persegres Gresik di awal-awal Liga 1 pada Mei 2016. Sejumlah kor­ban sipil mengalami luka-luka saat kerusuhan itu.

Tahun ini saja sembilan su­porter tewas meregang nyawa akibat bentrok. Dua di anta­ranya merupakan suporter dari Persita yang Agustus lalu baru menyaksikan di Liga 2 melawan Lampung Sakti. Se­dangkan insiden bentrok su­porter yang terjadi di wilayah Cibinong sudah berulang kali terjadi meski pengamanan pun sudah dilakukan.

Seperti saat laga Persita vs PSMS Medan Rabu (11/10). Kabag Ops Polres Bogor Kom­pol Faisal Pasaribu mengatakan, jajarannya sudah mengerahkan 300 pasukan pengendali mas­sa untuk mengamankan pertan­dingan. Namun, bentrokan tak terelakkan. Faisal mengklaim pihaknya berhasil membubar­kan keributan sepuluh menit kemudian.

“Kami sudah berhasil mem­bubarkan keributan antarsu­porter ini. Dalam kejadian ini kami tak mengamankan su­porter, baik dari kubu Persita maupun dari PSMS Medan,” singkat Kompol Faisal Pasa­ribu usai kerusuhan.

Kematian Banu semakin menambah catatan buruk keamanan pertandingan sepak bola di Indonesia. Data Save Our Soccer (SOS) mencatat ada 57 korban tewas suporter Indonesia sejak 1995.

Terpisah, Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal Edy Rahmay­adi berjanji akan mengusut aksi kerusuhan yang melibat­kan suporter militer. Perwira bintang tiga itu menegaskan akan menghukum para per­sonelnya jika terbukti men­jadi pelaku kekerasan terhadap suporter sipil di Indonesia. “Sudah pasti akan saya hukum. Akan saya hukum,” kata Edy, Kamis (12/10).

Edy yang juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indo­nesia (PSSI) pun mengakui kerusuhan tersebut melibatkan para personel militer. “Iya, itu kebanyakan memang dari Kostrad. Ada beberapa juga yang dari masyarakat (sipil),”terangnya.