Friday, 29 March 2024
HomeKabupaten BogorDi mana-mana Gas Melon Jadi Rebutan

Di mana-mana Gas Melon Jadi Rebutan

BOGOR DAILY- Kelangkaan gas yang terjadi di Hingga merambah ke Tanjungari. Seperti warga yang kini dialami warga Desa Tanjungsari. Umumnya warga merasakan kelangkaan gas tersebut  lebih dari empat hari.

“Sudah empat hari nyari gas tidak ketemu. Jadi terpaksa masak pakai kayu,” tukas Ujang Sumantri (32).

Warga RT 07/11 Desa Tanjungsari ini mengaku kesulitan mendapati gas di setiap agen penjual gas. Tak terkecuali di SPBU terdekat. “Saya sudah beberapa kali ke semua agen gas. Semua bilang kosong,” tukasnya.

Ia berharap pemerintah bertanggungjawab atas kebijakan konversi minyak tanah ke gas dengan menyediakan stok gas yang cukup. “Dulu pakai minyak tanah dipaksa ganti ke gas. Sekarang gasnya , harusnya jangan sampai terjadi seperti ini,” tuturnya.

Salah satu agen di simpang Jalan Raya Tanjungsari-Cariu, Manggara Sirait menerangkan, kelangkaan gas sudah terjadi sejak dua minggu lalu. Menurutnya, kelangkaan akibat pengurangan stok gas dari pusat. ” Waktu saya belanja, kata orang SPBE, stoknya sedang dikurangi, makanya mulai ,” tukasnya.

Sementara, permintaan masyarakat tidak berkurang. Sehingga, tak sedikit warga yang kembali menggunakan kayu bakar. “Kasihan saya. Ada konsumen saya yang akhirnya pakai kayu bakar untuk masak,” ucapnya.

Selain pengurangan stok gas subsidi, informasi yang dia dapat, pemerintah sengaja mengurangi stok untuk mengupayakan Bright Gas 5,5 kg bisa diterima oleh masyarakat. “Katanya nanti gas subsidi 3 kilo mau dihapuskan. Diganti dengan yang 5 kilo (5,5 kg,red),” pungkasnya.

Kondisi itu dibenarkan oleh Camat Tanjungsari, Kosasih. Menurutnya, kelangkaan gas yang terjadi berkaitan dengan muncunya produk LPG Bright Gas dalam kemasan baru berukuran 5,5 kg oleh PT Pertamina Oktober lalu.

“Walau masih prediksi, saya yakin, kelangkaan gas ini berkaitan dengan peralihan gas 3 kilo subsidi ke gas 5,5 kilo nonsubsidi,” ujarnya.

Menurutnya, inovasi gas 5,5 kilo pada dasarnya akan menguntungkan masyarakat. Lantaran, gas tersebut lebih ringan sehingga memudahkan warga membawanya. Namun, harga yang diterapkan menurutnya cukup memberatkan masyarakat kecil.

“Yang saya tahu, harga resmi Bright Gas 5,5 kg adalah Rp325 ribu pertabung beserta isinya. Sedangkan harga isi ulang Rp67.500. Tentunya ketika di warung harganya lebih tinggi,” ucapnya.