Thursday, 28 March 2024
HomeKota BogorWaduh... Tiga Pohon Ditebang demi Bangun Restoran

Waduh… Tiga Pohon Ditebang demi Bangun Restoran

BDN – Ruas jalan utama menuju Stadion Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor yang bia­sanya teduh kini terasa gersang. Ada tiga pohon yang ditebang demi pembangunan restoran. Hal ini pun men­gundang kritikan dari penga­mat lingkungan.

Jalan Eddy Yoso yang merupakan akses utama menuju Stadion Pakan­sari dari Jalan Tegar Beri­man, Cibinong, tampak berbeda. Di antara deretan pohon di sisi kiri tampak ada pembangunan rumah makan. Sayangnya, pen­gusaha restoran itu harus menebang pohon karena dianggap mengganggu proses pembangunan ru­mah makan berlabel Bumi Aki itu.

Menurut warga sekitar Agus, penebangan pohon dilakukan akhir Juli. Pene­bangan pohon dilakukan demi kebutuhan pembangu­nan Rumah Makan Bumi Aki. ’’Saya lihat sih ada tiga pohon yang ditebang. Du­lunya jalan tersebut sejuk, adem. Tapi setelah ditebang pohon itu kini jadi gersang,” katanya.

Agus menuturkan, kebe­radaan pohon yang masih berusia muda harusnya dirawat supaya tetap men­jadi paru-paru kota. Pohon-pohon yang mengarah masuk ke Stadion Pakan­sari masih sangat muda, jadi belum tepat jika harus ditebang. “Kalau dibiarkan terus menerus, ya siap-siap Cibinong Raya ini berubah menjadi panas dan gersang karena terus berkurangnya pepohonan di Cibinong,’’ ujarnya.

Lalu, Kepala Bidang Pra­sarana Sarana dan Utilitas Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertana­han (DPKPP) Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman, membenarkan adanya pe­nebangan tiga pohon ter­sebut. ”Ada tiga pohon yang ditebang dan sudah me­miliki izin,” katanya.

Hal tersebut sesuai Pe­raturan Daerah Nomor 3 Tahun 1997 tentang Izin Memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau dan pene­bangan pohon. ’’Izin itu terhitung 12 Juli 2018 atas nama pemohon Anisha Desiliana Resti, warga Ciloto Kecamatan Cisarua,” ujarnya.

Asep mengatakan, pohon yang ditebang tersebut je­nis mahoni dengan tinggi 18 meter berlokasi di Jalan Kolonel Edy Yoso Marta­dipura atau area Stadion Pakansari. Penebangan dilakukan untuk memuda­hkan pembangunan rumah makan, karena keberadaan pohon menghalangi akses masuk. “Jadi sebelum po­hon ditebang sudah me­layangkan surat terlebih dulu. Pemohon ingin membangun rumah makan, jadi keberadaan tiga pohon tersebut dianggap sangat mengganggu,’’ ujarnya.

Terpisah, anggota DPRD Kabupaten Bogor, Yusep, mengatakan, penebangan bukan semata-mata meng­ganggu pembangunan restoran tapi juga merapi­kan wilayah sekitar Sta­dion Pakansari. Sebab stadion kebanggaan warga Kabupaten Bogor nantinya akan digunakan sebagai venue pertandingan sepak­bola pada ajang Asian Ga­mes bulan ini.

Menurut Yusep, ada usu­lan dari dinas agar pohon-pohon tersebut dirapikan sehingga tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. ’’Un­tuk pohon yang sudah tua mungkin ditebang. Tapi kan memang sudah usulan dari dulu soal pohon di area Pakansari,” katanya.

Namun untuk penebangan tiga pohon oleh pengu­saha restoran, politisi Par­tai Golkar ini belum menge­tahunya. “Nanti kita lihat praktiknya seperti apa. Saya belum lihat, nanti kita cek,’’ katanya.

Sementara itu, pene­bangan pohon ini menda­pat kritikan dari Wahana Lingkungan Hidup Indo­nesia (Walhi) Jawa Barat. Direktur Walhi, Dadan Ramdan, mengecam tinda­kan yang dilakukan Pemkab Bogor memberikan izin untuk menebang, meski itu hanya tiga pohon. “Wa­duh, kami menolak pene­bangan dan mengecam tindakan penebangan ini. Pemkab Bogor harusnya melindungi pohon, bukan malah membiarkan kerusa­kan,’’ ujar Dadan.

Menurut Dadan, Pemkab Bogor dinilai sangat cero­boh atas penebangan pohon tersebut. Sebab, itu tinda­kan kerusakan, harusnya Pemkab Bogor itu melin­dungi dan menjaga, serta harus menambah pohon, malah ini membiarkan. “Jadi harus ada tindakan yang tegas karena itu ruang jalan, artinya ruang publik meski itu hanya diperguna­kan untuk kepentingan rumah makan,’’ucapnya.

Dadan menuturkan jika tidak ada tindakan tegas dari Pemkab Bogor, lambat laun kawasan Cibinong akan menjadi gersang dan sulit untuk mencari tempat teduh. “Yang jelas keku­rangan pohon tentu akan berampak kegersangan, atau tidak adanya tempat berteduh, meski itu dip­ergunakan untuk rumah makan,” ujarnya.