Thursday, 18 April 2024
HomeNasionalGila Nih Germo, Dagangkan Pelajar SMP, SMA, bahkan Anak SD Dijual Juga....

Gila Nih Germo, Dagangkan Pelajar SMP, SMA, bahkan Anak SD Dijual Juga. Sehari Rp3 Juta

BOGOR DAILY – Miris! praktik Prostitusi Olnline di Kota Pontianak melibatkan siswi sekolah. Tak tanggung-tanggung, ABG yang masih berstatus siswi sekolah yang dijadikan PSK tersebut sebanyak 77 orang. Bahkan ada 2 juga.

Beberapa di antaranya ada yang sudah hamil hingga mengidap HIV dan sipilis.

Sementara itu 61 anak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 14 anak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Data 77 anak gadis Pontianak di bawah umur terlibat sindikat prostitusi diungkapkan Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), Devi Tiomana.

Data 77 anak gadis Pontianak di bawah umur terlibat sindikat prostitusi tersebut tercatat sejak Januari hingga Juni 2020.

Akibatnya Devi merasa khawatir dengan masa depan anak-anak di Kota Pontianak dengan terkuaknya banyak kasus prostitusi anak di Kota Pontianak.

Devi mengungkapkan modus yang digunakan para germo atau pelaku penjaja prostitusi anak ini menjerat korbannya yang masih belia dengan modus pacaran.

Setelah berhasil memacari para korbannya yang masih lugu, dengan berbagai bujuk rayu pelaku pun memperdaya korban agar mau melayani pria hidung belang.

Pelaku memanfaatkan aplikasi media sosial MeChat.

Para germo ini mencari pria hidung belang yang tertarik menikmati tubuh anak gadis Pontianak di bawah umur yang masih belia.

“Hal yang membuat kita prihatin, pelaku yang menjerat korbannya untuk disajikan pada pria hidung belang ini juga masih belia dan berstatus pelajar,” kata Devi, Sabtu (25/7/2020).

“Tidak hanya sebatas menjual, korbannya juga harus menjadi pemuas syahwat para pelaku,'' ungkapnya menguak modus para germo anak gadis Pontianak di bawah umur yang terlibat sindikat prostitusi.

Devi menguak fakta para germo yang kebanyakan juga masih belia ini sangat paham memilih tempat agar sulit tersentuh aparat penegak hukum.

Mereka memanfaatkan hotel-hotel berbintang di Kota Pontianak.

Para pelaku prostitusi anak ini berhasil luput dari pantauan petugas penegak hukum.

Dari pengakuan para gadis yang dibina olehnya, para pelaku ini selalu berpindah-pindah hotel.

Pada setiap hotel mereka selalu memesan lebih dari 1 kamar.

Satu digunakan untuk lokasi berkumpul, lainnya digunakan untuk melayani tamu.

Pendapatan dari bisnis esek-esek ini termasuk menjual dua pun sunggung mencengangkan.

Dalam satu hari, jutaan rupiah berhasil di kumpulkan para pelaku.

Tak tanggung-tanggung, satu korban bisa menghasilkan uang Rp 3 jutaan perhari.

Mereka bisa menjadi tamu hotel selama berminggu-minggu untuk kemudian check in kembali di hotel besar lainnya.

“Jaringan yang terbongkar kali ini baru sebagian dari jaringan prostitusi pelajar Kota Pontianak,” tutur Devi.

“Masih banyak lagi jaringan lain dan melibatkan pelajar disebagian besar SMP Negeri di kota ini,'' ungkapnya.

Devi berharap pemerintah bisa ikut berperan menanggulangi kasus ini secara intensif.

Pada 24 Juli merupakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN).

Namun terkuaknya kasus prostitusi oleh Polresta Pontianak menambah panjang daftar kelam kota ini.

“Ini sebagai tolok ukur mengkaji ulang berbagai kebijakan terkait Kota Layak Anak untuk memperbaiki status dan peringkatnya,” sebut Devi.

“Peringatan HAN kali ini juga harus dijadikan sebagai momentumnya semua orangtua dan keluarga untuk menjadikan rumah masing-masing sebagai tempat paling aman dan nyaman untuk anak. Sehingga anak-anak tidak berada di luar rumah dan terlibat berbagai kasus kriminal,'' harapnya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here