Bogordaily.net – Aturan Pemerintah yang mewajibkan tes Swab Antigen dan PCR sebagai syarat agar masyarakat bisa kembali melakukan mobilitas ditengah pandemi, membuat berbagai pihak saling berlomba menyediakan layanan tes kesehatan tersebut.
Saking banyaknya penyedia layanan tes Swab Antigen dan PCR membuat masyarakat berpikir bahwa hal tersebut adalah ladang bisnis.
Bahkan isu bisnis jasa penyedia tes kesehatan tersebut menerpa pihak Dompet Dhuafa, yang mana sejak awal pandemi melanda khususnya pihaknya sudah berjibaku melalui berbagai program terjun langsung, membantu Pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.
Sementara itu Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman menjelaskan terkait isu yang bergulir ditengah masyaralat terkait layanan Swab Antigen dan PCR yang diduga menjadi ladang bisnis.
Bambang menambahkan bahwa, ia akan tetap menjaga independensi sebagai lembaga nirbala milik masyarakat Indonesia, yang akan terus berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa.
Harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dikelola melalui dana zakat, infak, Sedekah Wakaf (Ziswaf), serra dana lainnya yang halal dan legal, bail dari peroearangan, kelompok maupun lembaga.
“Informasi yang beredar bahwa Dompet Dhuafa memiliki lebih 40 laboratium penanganan PCR merupakan info tidak benar. Dompet Dhuafa atau Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR) tidak memiliki kepemilikan atas PT. DDSM (Daya Dinamika Sarana Medika). Karena jaringan layanan kesehatan milik Dompet Dhuafa adalah PT. Dompet Dhuafa Medika (PT.DDM),” jelas Bambang.
Tak hanya itu, menurut Bambang ditengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, Dompet Dhuafa akan terus konsisten dalam mendukung Pemerintah mengatasi pandemi.
“Dukungan Dompet Dhuafa dilakukan dengan menyelenggarakan program Mitigasi Bencana Penyebaran Virus, Tes Antibody, Tes Antigen dan PCR gratis bagi masyarakat dhuafa di Indonesia, juga membuka layanan Crisis Center untuk pencegahan serta penanggulangan Covid-19,” pungkasnya. (Irfan Ramadhan)