Bogordaily.net – Bogor Historical Work bersama Pusat Dokumentasi & Kajian Al-Irsyad sukses menggelar diskusi dan bedah komik bertajuk “Syekh Ahmad Surkati: Ulama Pejuang Kesetaraan Manusia”, Sabtu 23 November 2024.
Acara yang berlangsung di Auditorium Bima Arya, Perpustakaan Kota Bogor, ini menjadi ajang menggali pemikiran tokoh ulama Nusantara sekaligus memperkenalkan sejarah melalui pendekatan visual yang segar dan inovatif.
Mengusung tema “Ngulik Sejarah Bersama Komunitas”, acara ini dihadiri oleh akademisi, pegiat sejarah, pelajar, hingga masyarakat umum yang antusias mendalami kiprah Syekh Ahmad Surkati sebagai sosok inspiratif di bidang pendidikan dan perjuangan sosial.
Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Pembina Pusat Dokumentasi & Kajian Al-Irsyad, Ir. Zeyd Amar, yang sekaligus membuka acara secara resmi.
Dalam sambutannya, Zeyd Amar menyampaikan apresiasi kepada Bogor Historical Work dan seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini.
“Syekh Ahmad Surkati adalah tokoh yang tidak hanya relevan pada masanya, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang kesetaraan dan pendidikan bagi generasi masa kini. Saya berharap acara ini menjadi awal yang baik untuk terus menghidupkan warisan pemikiran beliau melalui medium kreatif seperti komik,” ungkapnya.
Sambutan tersebut menekankan pentingnya kolaborasi antara komunitas sejarah dan lembaga pendidikan untuk memperkenalkan nilai-nilai perjuangan ulama Nusantara kepada khalayak yang lebih luas, terutama generasi muda.
Pembukaan dengan Pementasan Wayang Inspiratif
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pementasan wayang oleh siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Al-Irsyad Bogor.
Pementasan ini menggambarkan dialog dramatik antara Syekh Ahmad Surkati dan Soekarno dalam narasi fiktif yang menginspirasi.
Surkati, yang digambarkan telah kehilangan penglihatannya, menyampaikan pesan mendalam kepada Soekarno yang baru kembali dari pengasingan di Ende: meskipun matanya buta, hati umat Islam Indonesia telah terbuka untuk memahami kebenaran Islam.
Pementasan ini menyentuh hati para hadirin, menyiratkan nilai perjuangan dan ketulusan dalam menyampaikan pesan keadilan.
Diskusi utama dimoderatori oleh Ramadhian F, atau akrab disapa Kang Iyan, yang merupakan pendiri komunitas Bogor Historical Work.
Dengan gaya santainya, Kang Iyan berhasil menjaga suasana diskusi tetap interaktif dan menggugah minat hadirin untuk menggali lebih dalam pemikiran Syekh Ahmad Surkati.
Ia membuka diskusi dengan menyoroti pentingnya mengenalkan tokoh-tokoh sejarah kepada masyarakat melalui pendekatan yang relevan dan inovatif, seperti komik, sebagai upaya menjembatani generasi muda dengan warisan intelektual Nusantara.
Diskusi menghadirkan tiga narasumber: Artawijaya (penulis komik), Handri Satria (komikus), dan Abdullah Batarfie (sejarawan Al-Irsyad).
Abdullah Batarfie menyoroti inti pemikiran Syekh Ahmad Surkati yang berfokus pada kesetaraan, pendidikan modern, dan reformasi pemikiran keagamaan.
“Surkati menentang diskriminasi berdasarkan keturunan. Ia menekankan bahwa kemuliaan manusia terletak pada ilmu, adab, dan amal, bukan garis nasab,” ujar Batarfie.
Hal ini juga tercermin dalam syair Surkati “Kemuliaan bukan karena pakaian atau keturunan, tetapi karena ilmu dan adab.”
Selain itu, Surkati dikenal sebagai pendidik visioner yang memadukan pendidikan agama dan umum dalam sistem madrasah. “Ia melatih generasi muda untuk berpikir kritis, menghormati perbedaan, dan membangun masyarakat yang inklusif,” tambahnya.
Komik sebagai Media Edukasi Sejarah
Penulis komik, Artawijaya, menjelaskan bahwa komik ini bertujuan untuk menghidupkan nilai-nilai perjuangan Surkati dengan pendekatan yang lebih dekat kepada generasi muda.
“Melalui komik, kita bisa mengenalkan sejarah dengan cara yang menarik dan mudah dipahami,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa komik ini tidak dimaksudkan untuk memicu perdebatan mengenai nasab Ba’alawi, melainkan untuk memberikan refleksi atas nilai-nilai universal yang diperjuangkan oleh Surkati.
Komikus Handri Satria menambahkan, “Visualisasi sejarah melalui komik adalah inovasi edukasi yang efektif. Generasi muda tidak hanya membaca, tetapi juga merasakan perjuangan tokoh besar ini melalui ilustrasi.”
Pesan Inspiratif untuk Generasi Muda
Diskusi ditutup dengan harapan agar pemikiran Syekh Ahmad Surkati tentang kesetaraan dan pendidikan dapat terus menjadi inspirasi bagi generasi muda.
“Prinsip kesetaraan ini penting tidak hanya dalam pendidikan, tetapi juga dalam membangun wawasan kebangsaan yang toleran dan inklusif,” ujar Abdullah Batarfie.
Artawijaya menambahkan, “Semoga komik ini menjadi bacaan yang bermanfaat dan inspiratif bagi siapa saja yang ingin mendalami nilai-nilai perjuangan tokoh besar ini.”
Dengan dimoderatori oleh Kang Iyan yang membawa suasana penuh kehangatan, diskusi ini menjadi momentum penting dalam mengenalkan Syekh Ahmad Surkati sebagai ulama progresif yang tidak hanya berjuang untuk pendidikan, tetapi juga untuk keadilan sosial dan kemanusiaan.(Abdulah Batarfie, Ketua Pusdok Al Irsyad Bogor.
Syekh Ahmad Surkati)