Bogordaily.net – Pakar Ekonom Senior Indonesia, Rizal Ramli mengingatkan pajak yang tinggi bisa menyebabkan revolusi negara.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan bahwa fikal yang tinggi dan memberatkan rakyat terbukti bisa menjadi penyebab utama revolusi terjadi di sejumlah negara besar.
“Sistem pajak yang berlebihan (excessive), tidak efisien dan tidak adil yang memberatkan kehidupan rakyat jadi salah satu penyebab utama Revolusi Perancis, Amerika, India dan banyak negara lain,” ujar ekonom senior DR. Rizal Ramli dalam akun Twitter pribadinya, Selasa 16 Februari 2021.
Menurut Rizal Ramli, negara akan bergejolak dengan nyata jika pejabat hidup mewah, sementara rakyat menderita karena pungutan fiskal.
ADVERTISEMENT
Sebuah negara akan berpotensi mendekatkan kepada revolusi jika pajak rakyatnya sendiri dikorupsi para pejabat negara demi memenuhi gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Rizal Ramli mencontohkan bahwa di periode 1774 hingga 1792, Kaisar Perancis, Louis XVI telah keterlaluan dalam memungut pajak. Sementara peruntukan pajak tidak efisien dan tidak adil dirasakan rakyatnya.
“Menkeunya Colbert ugal-ugalan uber pajak rakyat Itulah salah satu peyebab Revolusi Perancis. Louis XVI dan Marie Antoinette akhirnya dihukum mati dengan guillotine 1793,” tegasnya.
Tidak hanya di Perancis, ia juga menyebut gejolak di Amerika Serikat yang melakukan revolusi akibat kolonial Inggris naikkan fiskal. Kemudian terjadilah ‘Boston Tea Party’ pada Desember 1773.
“Awal dari revolusi kemerdekaan Amerika. Rakyat di Boston lemparkan teh ke pelabuhan di Boston sebagai protes terhadap pajak teh oleh Inggris. “No taxation without representation,” sambungnya.
Selanjutnya di India, kenaikan fikal dan monopoli garam yang dilakukan Inggris membuat Mahatma Gandhi menggalang kekuatan. Bersama jutaan rakyat India, Gandhi menggelar aksi long march yang dikenal sebagai gerakan Satyagraha.
“Gerakan protes damai itu diikuti jutaan orang, awal dari kemerdekaan India,” tutup Rizal Ramli. ***