Bogordaily.net – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tidak melakukan ganjil genap, namun memilih melakukan pengetatan protokol kesehatan di sektor wilayah mikro (RT/RW) dan sektor pariwisata dibanding ganjil genap.
Sistem ganjil genap ini dianggap tidak akan efektif jika dilakukan di Kabupaten Bogor karena luas wilayah 28 kali lipat daripada Pemerintah Kota Bogor.
Pintu masuk pengunjung luar daerah pun tersebar di penjuru Kabupaten Bogor.
“Kalau kita terapkan ganjil genap, kan kabupaten Bogor pintu masuknya banyak, luasnya pun 28x lebih luas dari kota, sehingga kita tidak bisa sama dengan Pemkot Bogor,” papar Bupati Bogor Ade Yasin, usai pelantikkan 88 kepala desa di Lapangan Tegar Beriman, Cibiong, Jumat, 5 Februari 2021.
Sebagai solusi, kata Ade Yasin, demi menekan mobilitas warga luar daerah, Pemkab Bogor akan memberlakukan pengetatan yang lebih masif daripada sebelumnya hingga ke tingkat RT/RW.
“Kita lebih dengan cara kita sendiri dengan memanfaatkan atau memberdayakan RT RW desa. Kami akan menerapkan PPKM mikro sehingga setiap RT RW menjaga wilayahnya masing-masing untuk menekan paparan covid-19,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Ade Yasin pun akan memperketat di sektor wisata yang mana dampak ganjil genap di Kota Bogor akan berimbas ke wilayahnya, Kabupaten Bogor, khususnya dalam sektor wisata yang didatangi pengunjung luar daerah.
“Di tiap-tiap tempat wisata kita himbau untuk melakukan pengetatan protokol kesehatan dan  pembatasan pengunjung di tempat wisata Kabupaten Bogor. Jika pengunjung dan pengelolaan masih ngeyel, kita akan bubarkan.  Ini akan kita pantau,” tegas Ade Yasin. ***