Saturday, 20 April 2024
HomeBerita5 Peristiwa Paling Berdarah di Myanmar Hampir Dua Bulan Kudeta Aung San...

5 Peristiwa Paling Berdarah di Myanmar Hampir Dua Bulan Kudeta Aung San Suu Kyi

Bogordaily.net – Kondisi Myanmar setiap harinya semakin memanas, banyak demonstran Aung San Suu Kyi tewas ditembak oleh pihak militer.

Ribuan orang dan pemerintah terpilih serta stafnya pun di culik serta ditahan militer.

Sejak yang terjadi pada tanggal 1 Februari 2021 telah memakan banyak korban, ini dia 5 hari paling berdarah di Myanmar selama militer terhadap Aung San Suu Kyi.

1. Pada 3 Maret 2021 Seorang gadis muda tewas dengan peluru di kepalanya.

Saat itu, keadaan Myanmar mulai semakin memanas hingga sekitar 38 orang demonstran tewas dalam demo menolak .

militer Myanmar pun menjadi semakin sorotan negara-negara di dunia.

Seorang gadis berusia 19 tahun, Deng Jia Xi atau disebut Angle tewas setelah tertembak di bagian kepala.

Gadis muda tersebut adalah seorang anak tunggal di keluarganya, ia pun mahasiswa aktif dan aktivis yang sering turun ke jalan untuk menuntut keadilan.

Namun ia harus meregang nyawa ditemukan tergeletak di jalan dengan luka tembak di kepalanya.

Deng Jia Xi turun kejalan dengan baju bertuliskan ‘Semua akan baik – baik saja' berharap agar keadaan negaranya akan membaik.

Naas, ia terbunuh di jalan Mandalay pada Rabu, 3 Maret 2021.

Foto – foto Deng Jia Xi saat melakukan aksi demo menolak tersebar di berbagai media sosial. Ia tampak berani untuk menentang pemerintah dan meminta keadilan.

2. Pasukan militer Myanmar melepas tembakan di kota utama Yangon, dan menangkap tiga orang di Kotapraja.

Selang beberapa hari dari pembubaran demostran di Yangon dan pusat kota Monywa dengan cara menggunakan gas air mata dan melepaskan tembakan.

Penduduk mengatakan pihak Militer saat larut malam bergerak ke beberapa distrik di Yangon, lalu melepaskan tembakan.

Pihak keamanan militer Myanmar pun menangkap sedikitnya tiga orang di Kotapraja Kyauktada.

Kata penduduk di sana. Mereka tidak tahu alasan penangkapan itu.

Tentara juga datang mencari pengacara yang bekerja untuk Liga Nasional Suu Kyi untuk Demokrasi (NLD), tetapi tidak dapat menemukannya.

Pergerakkan militer Myanmar itu dikatakan seorang anggota parlemen yang sekarang dibubarkan, Sithu Maung, dalam sebuah posting Facebook.

3. Dua demonstran tewas akibat luka tembak pada Senin 8 Maret 2021

Dua demonstran menolak Myanmar dilaporkan tewas akibat luka tembak di kepala pada Senin, 8 Maret 2021.

Dalam foto yang tersebat di Facebook terlihat dua jasad pria terbaring di jalan, kota Myitjyina.

Seorang saksi mata mengatakan bahwa keduanya adalah demonstran yang ada saat polisi menembakan granat kejut.

Seorang saksi mata lain mengaku memindahkan satu jasad. Dia mengatakan, dua orang ditembak di kepala dan meninggal di tempat. Sedangkan tiga pengunjuk rasa lain terluka

4. Pasukan Myanmar kembali menembak demonstran, 3 orang tewas pada Sabtu, 13 Maret 2021

Pasukan Myanmar kembali melakukan pembunuhan kepada enam demonstran pada Sabtu, 13 Maret 2021.

Seorang saksi mengatakan bahwa polisi melepaskan tembakan pada aksi duduk di Mandalay.

“Tiga orang tewas dan beberapa orang lainnya cedera ketika polisi melepaskan tembakan pada aksi duduk di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar,” papar seorang saksi mata.

Media lokal pun melaporkan bahwa satu orang tewas di pusat kota Pyay.

“Satu orang lagi tewas di pusat kota Pyay dan dua orang lainnya tewas akibat tembakan polisi di ibukota komersial Yangon semalam,” ucap laporan media lokal.

5. Peristiwa paling berdarah, Dalam satu hari 74 demonstran tewas

Myanmar yang saat ini berstatus darurat militer dikabarkan bahwa pada Selasa 16 Maret 2021 dalam satu hari terdapat 74 demonstran tewas akibat kekerasan dari pihak militer.

Kelompok advokasi Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) pada Selasa 16 Maret 2021 mengatakan bahwa sebanyak 74 orang tewas di wilayah Ahad.

Banyak dari mereka tewas di pingiran Yangon tempat pabrik-pabrik yang didanai Cina dibakar.

Sementara itu pejabat di rumah sakit umum wilayah Kotapraja Hlaing Thayar mengungkapkan sebanyak 34 orang tewas setelah dilarikan kerumah sakit.

40 lainnya dirawat dengan luka tembak yang dilakukan secara brutal oleh pihak militer kepada demonstran tak bersenjata pada Senin, 16 Maret 2021.

Diketahui Myanmar ini berada dalam krisis sejak tentara melakukan dengan menggulingkan pemerintah terpilih Suu Kyi pada 1 Februari 2021.

Junta menahan Suu Kyi dan pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi dan membentuk junta junta yang berkuasa.

Sejak 1 Februari 2021 total korban tewas menjadi lebih dari 140 ketika militer mencoba memaksakan otoritasnya dan hampir 1.800 orang telah ditahan di bawah junta.

Serikat pekerja utama di Myanmar pun melakukan pemogokan untuk menekan ekonomi negaranya pada hari ini Senin, 8 Maret 2021, demi mendukung masyarakat dalam menentang . ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here