Bogordaily.net – Kekejaman militer Myanmar semakin merambah ke masyarakat sipil dengan pembakaran hidup-hidup relawan pengamanan di Distrik Kota Mandalay, Sabtu, 27 Maret 2021
Pihak militer menyerbu kota tersebut dipicu aksi pembakaran kantor pemerintahan setempat oleh para demonstran di kota itu.
Dilansir dari media lokal Irrawaddy, warga yang dibakar hidup – hidup malah seorang relawan pengamanan bernama U Aye Ko berusia 40 Tahun di distrik Augmyethazan Township.
Belum diketahui pasti alasan U Aye Ko menjadi sasaran kekejaman militer Myanmar. Ia sempat ditembak lalu tentara menyeret dan membakarnya.
Tewasnya U Aye Ko terjadi saat pihak militer Myanmar membakar balik kantor pengamanan setempat, lalu tubuh U Aye Ko diseret kearah api didekat lokasi.
Militer Myanmar begitu tak terbendung hingga penduduk setempat mengatakan bahwa mereka tidak bisa menyelamatkan U Aye Ko.
Tentara pun mengancam akan menembaki siapa pun yang mendekat untuk memcoba menghadang aksinya.
“Warga juga dilarang untuk membantu memadamkan api,” tulis media lokal Irrawaddy pada Selasa 30 Maret 2021.
Tidak hanya itu militer pun membakar 40 rumah di daerah Pyigyitagin, Mandalay pada dini hari.
Kota Mandalay sendiri adalah salah satu wilayah yang warganya gencar melakukan demonstrasi dan pemberontakan kepada pihak militer.
Menurut Kelompok Advokasi AAPP, sejak kudeta militer terhadap Pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 total korban tewas telah lebih dari 500 orang.
Pada Selasa 16 Maret 2021 sebanyak 74 demonstran tewas dalam sehari akibat tembakan membabi buta pihak militer Myanmar.
Negara – negara di dunia pun ikut mengecam kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar kepada masyarakat sipil negara tersebut.
Belum lagi pada Senin, 29 Maret 2021 sebanyak 14 warga sipil tewas, 8 orang di antaranya berada di distrik Dagon Selatan di Yangon.
Pasukan militer Myanmar pun membunuh sedikitnya 114 orang dalam sehari pada Sabtu, 27 Maret 2021.
Salah satunya adalah seorang gadis berusia 13 tahun di Kota Mandalay.
Dari 114 orang itu juga, kelompok masyarakat sipil mengatakan bahwa Jet militer menewaskan sedikitnya 2 orang dalam serangan di desa yang dikendalikan oleh kelompok bersenjata dari minoritas Karen.
Kini, Para demonstran membuat taktik baru untuk meningkatkan kampanye pembangkangan sipil, pada Selasa, 30 Maret 2021. Demonstran meminta penduduk membuang sampah ke jalan-jalan di persimpangan jalan utama.
Langkah tersebut, tentunya bertentangan dengan seruan yang dikeluarkan melalui pengeras suara di beberapa lingkungan di Yangon dari pihak miiter.
Seruan militer itu mendesak penduduk untuk membuang sampah dengan benar sesuai tempatnya.***