Bogordaily.net – Bandara Internasional Jawa Barat di Ketajati, Kabupaten Majalengka yang sempat mangkrak akan dialihfungsikan menjadi bengkel pesawat, sesuai intruksi Presiden Jokowi. Hal ini menuai kritik dari warganet di Twitter.
Kabar alihfungsi disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bahwa Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Kabupaten Majalengka akan dialihfungsikan untuk Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) atau perawatan pesawat itu.
“Bandara Kertajati akan difokuskan juga pada MRO sehingga semua pesawat bisa maintenance di sana,” tutur Ridwan Kamil.
Hal ini menjadi kritikan warganet di Twitter lantaran biaya yang dikeluakan untuk membangun bandara tersebut tidak lah murah namun kini hanya akan dipakai sebagai bengkel pesawat.
Warganet pun mengingat bagaimana petani di paksa untuk menjual sawah mereka hingga terjadi bentrok akibat pembangunan bandara Kertajati tersebut.
“Udah benar di era SBY pembangunan bandara Kertajati nga dilanjutkan. Eh, di era Jokowi dibangun lagi dengan alasan mangkrak. Sekarang bandara dibangun mahal2 jadi bengkel doang cc mas @ChusnulCh__,” tulis seorang warganet.
“Kisah Bandara Kertajati ; 1. Semangat bangunnya sampai gusur menggusur dan bentrok dgn warga 2. Sudah jadi bandara kosong tidak laku dan jadi seperti kota hantu 3. Pada akhirnya Alih fungsi,” tulis warganet lainnya.
“Woyyyyyyyy, ini proyek seharga 2,6 triliun. Masa iya mau dijadiin bengkel? Yg bener aja woyyyyyy……,” ucap seorang warganet.
“embangunan bandara yg sia sia. Kegunaannya malah di bikin beginian.. Banyak kali duit bangun bandara ini bah. Bangunya bukan pake daon ini om,” ucap warganet.
Ide pembangunan Bandara Kertajati ada sejak 2003, saat itu pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat (Jabar) berharap agar ada bandara di Jabar bagian Utara.
Namun pembangunan Bandara Kertajati baru dilaksanakan pada Januari 2016 dan memakan biaya hingga Rp 2,6 triliun.
Rute penerbangan Bandara Kertajati ialah tujuan Kertajati-Tanjung Karang-Palembang (pulang pergi/pp) dan Kertajati-Balikpapan-Tarakan (pp).
Namun sayangnya kondisi Bandara Kertajati memprihatinkan karena dari 11 rute yang ada hanya satu yang beroperasi. Hal itu karena tingkat okupansi penerbangan di bawah 30%.
Dan akhirnya bandara Kertajati tersebut mangkrak tak ada penumpang yang menggunakan jasa disana.***