Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaDana Diblokir, Penguasa Militer Myanmar Dikabarkan Berusaha Tarik 14 Triliun dari Bank...

Dana Diblokir, Penguasa Militer Myanmar Dikabarkan Berusaha Tarik 14 Triliun dari Bank of New York

Bogordaily.netPenguasa militer Myanmar berusaha untuk menarik dana sekitar $1 Miliar atau Rp14 triliun yang ditahan di Federal Reserve Bank of New York beberapa hari setelah merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021. Hal tersebut di ungkap salah satu pejabat pemerintah Amerika Serikat yang mengetahui masalah penarika dana tersebut.

Transaksi di Bank of New York, dilakukan pada 4 Februari 2021 atas nama Bank Sentral Myanmar pertama kali diblokir oleh pengamanan Fed.

Pejabat pemerintah AS kemudian belum menyetujui transfer sampai perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden Joe Biden, memberi mereka otoritas hukum untuk memblokirnya tanpa batas waktu.

Seorang juru bicara Fed New York menolak berkomentar tentang pemegang rekening tertentu. Departemen Keuangan AS juga menolak berkomentar.

Upaya penarikan dana tersebut yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dilakukan setelah militer Myanmar melantik gubernur bank sentral baru dan menahan pejabat reformis selama kudeta.

Ini adalah upaya nyata para jenderal Myanmar untuk membatasi sanksi internasional setelah pihak militer mereka menangkap pejabat terpilih.

Termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, yang memenangkan pemilihan nasional pada November 2020.
Tentara merebut kekuasaan dengan tuduhan penipuan, klaim bahwa komisi pemilihan telah dibubarkan.

Seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon berulang kali untuk meminta komentar.

Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, dan Inggris telah mengeluarkan sanksi baru setelah kudeta dan tindakan keras militer yang mematikan terhadap para demonstran.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Kamis bahwa sedikitnya 54 orang telah tewas sejak kudeta. Lebih dari 1.700 orang telah ditangkap, termasuk 29 wartawan.

Mengumumkan perintah eksekutif baru yang membuka jalan bagi sanksi terhadap para jenderal dan bisnis mereka.

Biden mengatakan pada 10 Februari 2021 bahwa Amerika Serikat mengambil langkah-langkah untuk mencegah para jenderal “memiliki akses yang tidak semestinya” ke $ 1 miliar dana pemerintah Myanmar.

Pejabat AS tidak menjelaskan pernyataan tersebut pada saat itu, tetapi perintah eksekutif yang dikeluarkan keesokan harinya secara khusus menyebutkan Bank Sentral Myanmar sebagai bagian dari pemerintah Myanmar.

Perintah tersebut mengizinkan penyitaan aset pemerintah pasca kudeta Myanmar. Dua sumber mengatakan kepada Reuters bahwa perintah eksekutif itu dirancang untuk memberi The Fed New York otoritas hukum untuk memegang $ 1 miliar cadangan Myanmar tanpa batas waktu. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here