Wednesday, 24 April 2024
HomeKota BogorMAPALA Djuanda Gelar Webinar Hari Peduli Sampah Nasional 2021

MAPALA Djuanda Gelar Webinar Hari Peduli Sampah Nasional 2021

Bogordaily.net – (MAPALA) Djuanda (UNIDA) Bogor selenggarakan (HPSN) pada Sabtu, 27 Februari 2021.Acara ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings, yang bertemakan “Sampah Bahan Baku Ekonomi Selama Pandemi”

ini diisi oleh Waste Management Spesialist Muh. Fariz, yang merupakan Founder Komunitas Sampahkoe, Khilda Baiti Rohmah, ST, serta Dr. Yudi Wahyudin, S.Pi.,M.Si yang merupakan Ecosystem Services Valuation sekaligus Dosen FAPERTA UNIDA Bogor.

Ketua MAPALA Djuanda Bogor Siti Ismayanti memaparkan bahwa, sampah merupakan hal yang tidak asing untuk kita, sampah merupakan faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.

“Dengan diperingari hari sampah nasional, kita sadar akan peduli lingkungan hidup dan menjadikan kita dapat mengolah sampah dengan baik sehingga lingkungan dapat terjaga,” ucapnya.

Wakil Rektor III UNIDA Bogor, Ir. Himmatul Miftah, M.Si. dalam sambutannya menyatakan bahwa masalah sampah ini tentunya menjadi masalah di Indonesia, apakah sampah harus diminimalisir jumlahnya atau sampah harus dikelola dengan baik.

“Banyak warga di daerah Jogjogan, Kabupaten Bogor yang mengolah botol-botol air kemasan menjadi benda kreatif dan menjadikan penghasilan masyarakat dan jika ditinjau dari segi bisnis justru sampah ini menjadi sangat menguntungkan jika diolah menjadi barang kreatif.

Hari Peduli Sampah Nasional
(HPSN) pada Sabtu, 27 Februari 2021. (Istimewa/Bogordaily.net)

Ia menambahkan, masyarakat disana membuat komunitas pengelola sampah menjadi bisnis sehingga dampak negatif dari sampah bisa diminimalisir.

Lalu, masalah sampah juga dapat membawa keuntungan dimana sampah dapat dikelola menjadi kegiatan produktif dan menjadi penghasilan masyarakat.

“Pesan saya buatlah kegiatan-kegiatan produktif dari sampah oleh mahasiswa khususnya MAPALA dan nantinya didaftarkan Hak Kekayaan Intelektualnya sehingga nanti membawa banyak manfaat baik bagi mahasiswa maupun lembaga,” ungkap Ir. Himmatul Miftah, M.Si.

Waste Management Spesialist, Muh.

Fariz dalam pemaparan materinya yang berjudul Membangun Ekosistem Bijak Kelola Sampah menyatakan bahwa, di Indonesia sampah banyak yang tidak dikelola.

Adapun ssampah di Indonesia banyak dibuang ke sungai, sampah dibuang di pekarangan, sampah dibakar dan sambah banyak yang diangkut dan dibiarkan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Banyak masalah sampah yang terjadi di Indonesia seperti taman nasional atau gunung-gunung yang tercemar sungai, lingkungan hidup manusia yang tercemar sampah juga serta laut yang sangat tercemar oleh sampah yang dibuang sembarangan tanpa dikelola,” ucapnya.

Fariz menyatakan bahwa Indonesia menjadi penyumbang sampah terbanyak kedua setelah China.

“Sampah yang banyak di laut itu sebagian besar merupakan sampah dari daratan, dan Indonesia berada di posisi kedua. Indonesia masih banyak pembakaran sampah yang menjadikan udara berbahaya untuk dihirup manusia bahkan sampai menyebabkan kanker dan bisa menyebabkan kebakaran juga,” jelasnya.

Menurutnya, dari laporan Badan Pusat Statistik tahun 2018 bahwa, tingkat kepedulian masyarakat rendah terhadap sampah yang didaur ulang hanya 0,1;0 persen, sisanya dibakar 53;53 persen.

“Bahkan dibuang ke saluran air 5;5 persen, dibuang sembarangan 2,7;3 persen, ditimbun 2,1;2 persen, diangkut petugas 23,3;23 persen, dibuang ke TPS 11,7;12 persen, dikompos 0,6;1 persen dan Bank Sampah hanya 0,4;0 persen saja,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan pengelolaan sampah belum dikelola secara baik dan TPA hanya dapat menampung 69%. Sehingga sisanya menjadi tercemar dan daur ulang serta kompos hanya 7,5%.

Founder Komunitas Sampahkoe, Khilda Baiti Ralohmah, ST. dalam pemaparan materinya yang berjudul “Sejuta Kisah Dibalik Mimpi” menyampaikan bahwa, Teknik Lingkungan banyak memahami proses pengelolaan sampah yang baik.

Serta, banyak program yang dilakukan untuk melindungi lingkungan, terutama dari sampah seperti Penghijauan Ciwidey.

“Sudah program di Ciwidey, lalu saya ikut Ashoka Young Change Maker 2009 dan menang.

Setelah itu banyak tawaran kerjasama dengan saya perihal lingkungan hidup, lalu membentuk Sampahkoe yang saat ini produknya yaitu Suka Saku yang dimana bahannya dari sampah,” ungkap Khilda Haiti Rahmah, ST.

Di tempat yang sama, Ecosystem Services Valuation sekaligus Dosen FAPERTA UNIDA Bogor, Dr.

Yudi Wahyudin, S.Pi.,M.Si memaparkan bahwa sampah itu tergantung bagaimana orang melihatnya sebagai petaka atau peluang ekonomi yang bagus.

“Apakah sampah ini menjadi pembawa petaka atau peluang ekonomi, dua narasumber sebelumnya membuktikan bahwa sampah menjadi nilai ekonomi dan menjadi sebuah karir di bidang lingkungan, tergantung political will, tergantung kebijkan, tergantung kebutuhan dan tergantung stake holders,” jelasnya.

Selain untuk melindungi lingkungan, bagaimana Karakter 21 Karakter Tauhid diimplementasikan dalam pengelolaan sampah.

“Pengelolaan sampah berbasis 21 Karakter Tauhid UNIDA Bogor yang diantaranya seperti, karakter cageur contohnya yaitu, hidup sehat tanpa sampah membahayakan,” ungkap Yudi.

Kemudian, Nasionalitas cinta terhadap negeri menguatkan jiwa dan raga berkontribusi lebih untuk mengelola sampah secara terpadu.

” Dan Creativeness yaitu, input produksi bagi produk yang kupasarkan, serta Istiqomah menjalankan pendekatan 3R untuk mengelola sampah secara terpadu dan berkelanjutan dan masih banyak lagi,” paparnya.

Riyan Abdurrozaq selaku ketua pelaksana (HPSN) 2021, menyampaikan harapannya.

“Dengan adanya ini, semoga dapat menjadi sumber pemikiran agar bisa tetap menjaga lingkungan agar manusia juga bisa memanfaatkan sumber daya alam, dan tetap peduli terhadap ekosistem sekitar,” harapnya. adv

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here