Bogordaily.net – Youtube mengambil langkah memblokir 5 akun milik militer Myanmar secara permanen yang dianggap sering dipakai sebagai propaganda dalam aksi kudeta Aung San Suu Kyi yang kian memanas.
Youtube memblokir dan menghapus akun dan kanal YouTube milik pemerintah Myanmar, yakni Myanmar Radio and Television (MRTV) dan akun Myawadyy yang mana menjadi media sebagai penyebaran propaganda militer.
Langkah intervensi ini dilakukan Youtube sebagai tindak keras atas kudeta oleh militer Myanmar hingga menewaskan sedikitnya 38 demonstran menolak kudeta.
Baca juga: Biarawati Berlutut Minta Stop Kekerasan Militer Myanmar, Kepala Anak Kecil Malah Meledak
Baca juga: Kudeta Militer Myanmar Mulai Dikhianati Polisi, Lebih 500 Personil Gabung ke Masyarakat
Baca juga: Kembali Ricuh, Militer Myanmar Melepas Tembakan Serta menangkap 3 Orang Antikudeta
Baca juga: Angle Ditembak Mati, Demonstran Myanmar Angkat Tangan Depan Karangan Bunga
Juru bicara Youtube menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan pemblokiran secara permanen kepada beberapa saluran dan menghapus sejumlah video dari Youtube.
Penghapusan diklaim Youtube sudah sesuai dengan panduan penggunaan komunitas dan hukum yang berlaku.
Sebelum adanya kudeta yang dilakukan militer, tepatnya selama masa pemulihan umum tahun 2020 di Myanmar.
YouTube pun sudah memblokir secara permanen sebanyak 34 akun yang tujukan sebagai media untuk memengaruhi masyarakat disana.
Selain Youtube, Facebook juga melakukan upaya membatasi pengaruh militer, dengan melarang seluruh halaman militer Myanmar pada platform di bulan Februari.
Facebook melakukan pemangkasan akses organisasi ke iklan di platform miliknya.
Keadaan di Myanmar saat ini dalam kekacauan sejak militer mengambil alih pemerintahan setelah menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
Masyarakat yang menolak kudeta melakukan protes dan mogok harian yang akhirnya mencekik bisnis serta melumpuhkan pemerintahan.
Ada protes sporadis di seluruh Myanmar pada hari Sabtu dan media lokal melaporkan bahwa polisi menembakkan peluru gas air mata dan granat kejut.
Militer bertujuan membubarkan protes di distrik Sanchaung di Yangon, kota terbesar di negara itu. Tidak ada laporan korban jiwa.
Dihari – hari sebelumnya pihak militer telah menewaskan sedikitnya 50 orang demonstran yang menolak kudeta militer Myanmar.***