Bogordaily.net – Masih dalam kondisi krisis, pada Jumat 19 Maret 2021, militer Myanmar menembak mati sembilan demonstran antikudeta.
Militer dan polisi Myanmar semakin gencar menggunakan kekerasan untuk membubarkan demonstran pendukung pemimpin terpilih yang kini ditahan Aung San Suu Kyi.
Namun para demonstran tak takut atau menghentikan aksi mereka untuk melakukan demonstrasi di sejumlah kota Myanmar.
Dikutip dari Reuters pada Jumat, 19 Maret 2021, seorang pejabat dari layanan penguburan Aungban yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa ada delapan orang tewas, tujuh di tempat dan satu orang terluka yang meninggal setelah dibawa ke rumah sakit di kota terdekat, Kalaw.
Lalu, portal berita Myanmar Now mengabarkan bahwa ada seorang pengunjuk rasa lain tewas di kota timur laut Loikaw, dan beberapa penembakan di kota utama Yangon, tetapi tidak ada kabar tentang korban luka maupun tewas.
Atas polemik berkepanjangan tersebut, Pada Jumat 19 Maret 2021, Presiden Indonesia, Joko Widodo menyorot tindakan militer Myanmar.
Dalam pidato virtualnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia mendesak militer Myanmar untuk berhenti menggunakan kekerasan.
“Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan agar tidak ada korban lagi,” ucap Jokowi dalam pidato virtualnya.
Jokowi pun mengatakan bahwa keselamatan serta kesejahteraan masyarakat haruslah menjadi prioritas utama.
“Keselamatan dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Indonesia juga mendesak adanya dialog, agar rekonsiliasi segera dilakukan untuk memulihkan demokrasi, memulihkan perdamaian dan memulihkan stabilitas. ” lanjut Jokowi.
Sejak kudeta 1 Februari 2021 total korban tewas menjadi lebih dari 233 ketika militer mencoba memaksakan otoritasnya dan ribuan orang telah ditahan di bawah junta.
Serikat pekerja utama di Myanmar pun melakukan pemogokan untuk menekan ekonomi negaranya pada hari ini Senin, 8 Maret 2021, demi mendukung masyarakat dalam menentang kudeta.
Myanmar kembali dengan hari paling berdarah pada Minggu 14 Maret 2021, sedikitnya 22 orang tewas. Empat pabri dibakar membuat Myanmar menaikan status darurat militer.
Sedikitnya 22 demonstran tewas di kota industri Hlaingthaya setelah pabrik-pabrik yang didanai China dibakar di sana dikarnakan dicurigai bantu junta militer.
Pada Selasa 16 Maret 2021 sebanyak 74 demonstran tewas dalam sehari akibat tembakan membabi buta pihak militer Myanmar. ***