Bogordaily.net – Perwakilan PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener mengungkapkan bahwa pihak militer Myanmar kaget kudeta yang mereka lakukan mendapat banyak tentangan.
Schraner Burgener pun mengatakan bahwa para jendral militer tidak takut akan adanya sanksi baru untuk negaranya.
“Saya pikir tentara sangat terkejut bahwa (kudeta) itu tidak berhasil karena di masa lalu, pada 1988 dan 2007 dan 2008 berhasil,” kata perwakilan PBB untuk Myanmar tersebut.
Schraner pun telah mengatakan kepada koresponden PBB bahwa dia sudah memperingatkan militer Myanmar setelah melakukan kudeta pada 1 Feruari 2021.
Pihak militer Myanmar mengaku mereka telah terbiasa dengan sanksi dan selalu selamat dari sanksi yang diberikan PBB di masa lalu.
Schraner mengatakan bahwa pihak junta militer berkata mereka tidak merasa keberatan jika harus dikucilkan oleh negara – negara lain.
Meski begitu pihak junta militer mengatakan bahwa mereka benar – benar merasa terkejut.
Banyaknya orang yang menolak atau menentang kudeta, terlebih banyak dilakukan oleh kaum muda.
Sementara, keadaan di Myanmar saat ini makin memanas, banyak demonstran turun kejalan untuk menentang kudeta dan meminta pembebasan para tahanan politik.
Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, mengatakan di New York bahwa Rabu adalah hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari 2021dengan 38 kematian.
Total korban pun menjadi lebih dari 50 ketika militer mencoba memaksakan otoritasnya.***