Bogordaily.net – Indonesia memimpin 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) terkait kondisi Myanmar untuk mencari solusi dengan negosiasi.
Meskipun dalam kesepakatan lama di ASEAN untuk tidak mengomentari masalah dalam negeri satu sama lain. Namun tetap dilakukan upaya negosiasi dengan menghormati prinsip non-interferensi.
“Dengan tetap menghormati prinsip non-interferensi, sejak awal ASEAN menawarkan bantuannya kepada Myanmar,” kata Retno.
Beberapa negara di Asia seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura telah melakukan pembicaraan membahas tentang negosiasi dengan militer Myanmar terkait kondisi negaranya.
Pada Selasa 30 Maret 2021 Indonesia kembali memperbaharui tawaran untuk membantu bernegosiasi dengan pihak Myanmar.
Hal ini dilakukan Indonesia kena tidak dapat menerima tindakak kekerasan yang dilakukan kepada masyarakat.
“Indonesia mengecam keras tindakan semacam ini. Itu tidak bisa diterima, ”kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat berkunjung ke Jepang.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi pun mengatakan bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar adalah yang terpenting.
“ Dia mengatakan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar adalah yang terpenting. Dialog harus diupayakan untuk membawa kembali demokrasi, perdamaian dan stabilitas di Myanmar,” ucap Retno.
Tidak hanya Indonesia, Filipina pun mengeluarkan komentar terkuatnya tentang krisis tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka kecewa dengan kekuatan ‘yang berlebihan dan tidak perlu terhadap para pengunjuk rasa.
“Kami mengulangi seruan kami kepada pasukan keamanan di Myanmar untuk menahan diri dan berhenti menggunakan kekuatan yang tidak proporsional terhadap warga negara yang tidak bersenjata,” kata kementerian luar negeri Filipina.
Salah saru pemimpin Negara ASEAN, Joko Widodo (Jokowi) pada Jum’at 19 maret 2021, mendesak militer Myanmar untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan kepada para demonstran anti kudeta.
Dalam unggahan akun YouTube @Sekretariat Presien pada 19 Maret 2021, Jokowi mengatakan duka cita serta simpati kepada korban dan keluarga korban di Myanmar.
“Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia saya menyampaikan duka cita dan simpati yang dalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar,” ucap Prasiden Indonesia, Jokowi.
Joko Widodo pun dalam pidato virtualnya itu mendesak Myamar untuk menghentikan aksi kekerasan yan dilakukan kepada masyarakat negaranya.
“Dan Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera di hentikan, sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan keselamatan dan kesejah teraan rakyat harus menjadi prioritas utama,” tutur Jokowi.
Presiden Inonesia ini pun mendesak agar dialog rekonsiliasi segera dilakukan untuk memulihkan demookrasi dan kedamaian Myanmar.
“Indonesia juga mendesak agar dialog, agar rekonsiliasi segera dilakukan untuk memulihkan demokrasi, untuk memulihkan kedamaian dan untuk memulihkan hak dan stabiltasi di Myanmar,” ucapnya.***