Friday, 19 April 2024
HomeBeritaPandangan Mahasiswa Tatakota Mengenai Infrastruktur Kota Bogor

Pandangan Mahasiswa Tatakota Mengenai Infrastruktur Kota Bogor

Bogordaily.net – Kota memiliki pembangunan yang baik. Tentunya hal ini bertujuan untuk membantu kegiatan masyarakat di Kota . Membantu dalam berbagai hal, seperti tempat kegiatan komunitas di (Taman) , memperbaiki jalan berlubang di beberapa daerah di Kota Bogor, dan pembangunan tol yang membantu tak hanya di bidang transportasi melainkan merambat ke bidang ekonomi. Beberapa pembangunan ini tidak hanya dapat berakibat bagi daerah Kota Bogor saja, tapi dapat membantu skala nasional. Karena itu rakyat dan pemerintah pusat tentu mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bogor.

Setelah adanya pandemi beberapa hal jadi terhambat dan terhenti . Itupun berlaku juga untuk beberapa pembangunan yang dilakukan untuk Kota Bogor. Seperti pembebasan lahan untuk tol Cinere – Serpong yang harus tertunda pada bulan Oktober 2020 lalu.Namun beberapa pemabangunan dan revitalisasi juga ada yang terhambat karena masalah biaya, seperti revitalisasi jembatan otista dan sempur , dan juga penataan GOR Padjajaran. Namun beruntungnya fasilitas olahraga dan atlet di Kota Bogor mendapat bantuan dana dari pemerintah karena akan menjadi tuan rumah Porda Jabar pada tahun 2026 mendatang.

Setelah melihat ini saya penasaran dengan pendapat anak muda asal Kota Bogor mengenai di Kota Bogor. Anak muda yang saya wawancara adalah Sultan di Institut Teknologi Bandung  jurusan Tata Kota dan Hiro Universitas Brawijaya jurusan Tata Kota. Sultan berpendapat “Kurang baik , banyak yang semrawut. Banyak lahan yg tidak sesuai peruntukannya, banyak juga kebijakan yang tidak tegas” Ucapnya saat ditanya mengenai .

Sementara Hiro beranggapan “Saya ada membaca beberapa jurnal berapa literatur dari laham existing di Kota Bogor itu yang sesuai dengan pola ruang yang tercantum di dokumen RTRW tuh sesuai existing sebesar 59,58% dan kondisi 40.42%-nya belum sesuai .Dominasinya di gunakan untuk lahan perumahan dan perdagangan . Hal ini sudah cukup sesuai dengan rencana arahan kota bogor yang daiarahkan pada sekotr pariwisata , perdagangan , perumahan dan juga sarana jasa.Jika di bandingkan dengan rencana pemerintah yang ada itu , masih sepenuhnya sesuai atau dalam proses penyesuasian” jawabnya.

Saat ditanya apakah jalanan di daerah Bogor dan beberapa infrastrukturnya perlu diperbaiki ,Sultan beranggapan kalau beberapa infrastukrtur juga harus diperbaiki , mengingat umur dari beberapa bangunan di Kota Bogor yang sudah tua.

Namun, berbeda dengan Sultan. Hiro beranggapan bahwa tentu banyak rakyat yang berpikir kalau melihat jalan rusak akan perpikir pembangunan tidak merata. Namun jika melihat yang seperti ini menurutnya kita perlu melihat tingkat layanan dan juga harus melihat analisis transportasi . Menurutnya juga jika kita hanya melihat fisiknya itu belum tentu harus diperbaiki. Karena menurutnya ada salah satu perarturan menteri pekerjaan umum terkait kondisi jalan itu ada kondisi baik, sedang , rusak ringan, dan berat. Intinya menurut dia jika ingin melakukan perbaikan , kita membutuhkan beberapa analisis yaitu analisi jaringan , sistem pergerakan , dan juga sistem kegiatan.jika ingin menambah harus mempertimbangkan kebutuhan masyarakat.

Seharusnya isu yang tidak merata sudah tidak ada lagi . Sesuai dengan SDGs No.9 poin 1 yang berisi mengembangkan yang berkualitas, andal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua.

Sumber : kompasiana.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here