Bogordaily.net – Ribuan wanita di 40 kota negara Australia menggelar aksi demo menentang kekerasan seksual serta ketidaksetaraan gender yang dilakukan jajaran pemerintahan.
Aksi yang diadakan di lebih dari 40 kota di Australia ini disebut dengan #March4Justice pada Senin, 15 Maret 2021.
Demonstrasi besar-besaran dilakukan di Canberra setelah adanya tuduhan pelecehan seksual di parlemen negara tersebut.
Pada Senin 15 Maret 2021 sebagian besar demonstran memakai pakaian berwarna hitam dengan berkumpul di lua Gedung Parlemen sambil memegang spanduk.
“Kamu Tidak Mendengarkan,” tulis dalam slogan dikutip Bogordaily.net dari AFP, Selasa, 16 Maret 2021.
“Berapa Banyak Korban yang Kamu Kenal?,” tulisan dalam slogan.
“Saya Mempercayai Dia,” tulisan dalam slogan.
Demo tersebar di Melbourne dengan lebih dari 10 ribu orang demonstran yang datang.
Kemudian kota – kota besar lainnya termasuk Canberra, Sydney dan Brisbane pun dihadiri oleh ribuan orang termasuk di Perth pada Minggu 14 maret 2021.
Aksi #March4Justice ini dilakukan untuk menuntut serangkaian tindakan termasuk penyelidikan independen terhadap semua kasus kekerasan gender.
Serta implementasi rekomendasi dari penyelidikan nasional tahun 2020 terhadap pelecehan seksual di tempat kerja.
Pada bulan Februari lalu mantan staf pemerintah Australia, Brittany Higgins mengatakan bahwa dirinya telah dilecehkan bahkan diperkosa oleh seoran kolega di kantor menteri pada tahun 2019.
Sementara pada awal bulan Maret ini, seorang Jaksa Agung, Christian Porter membantah tuduhan bahwa dia telah melakukan pemerkosaan terhadap seorang gadis berusia 16 tahun di tahun 1988 ketika keduanya masih menjadi pelajar.
Higgins mengatakan kepada publik di Canberra bahwa kisahnya adalah pengingat yang menyakitkan untuk wanita.
“pengingat yang menyakitkan bagi wanita bahwa hal itu dapat terjadi di Gedung Parlemen, dan benar-benar dapat terjadi di mana saja,” ucap Higgins.
Masalah kekerasan seksual serta semua yang di tuntut dalam protes memberikan tekanan yang semakin besar pada perdana Menteri Scott Marrison.
Publik pun kesal saat Marrison mengatakan pada parlemen bahwa demo dinegaranya tidak dapat di sambut dengan peluru
“Tidak jauh dari sini, demo seperti itu, bahkan sekarang, disambut dengan peluru, tetapi tidak di sini, di negara ini” ucap Marrison.***