Friday, 22 November 2024
HomeBeritaSerem! Demonstran Berontrak Kudeta Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi Tetap Siap-Siap...

Serem! Demonstran Berontrak Kudeta Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi Tetap Siap-Siap Jalani 3 Dakwaan

Bogordaily.net – Pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi tetap harus bersiap-siap menjalani 3 dakwaan militer yang mengkudetanya.

Dakwaan mengenai mengimpor enam radio genggam secara ilegal dan melanggar protokol virus corona. Militer juga menuduhnya melakukan penyuapan dalam dua konferensi pers yang disiarkan televisi baru-baru ini.

Usaha kudeta dari junta militer Myanmar terhadap Aung San Suu Kyi telah menewaskan ratusan demonstran dan kerusuhan yang berkepanjangan sejak Senin, 1 Februari 2021.

Dilansir Reuters, wanita lanjut usia berumur 75 tahun itu harus menunggu sidang pengadilan pada Kamis, 1 April 2021.

Hal itu diungkapkan seorang ajudan pengacaranya pada Rabu, 24 Maret 2021, menandai penundaan kedua berturut-turut dalam kasusnya.

Aung San Suu Kyi yang diusung Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memenangkan pemilihan pemimpin bagi Negara Myanmar namun dikudeta oleh militer setempat.

Masyarakat sipil yang tidak suka dengan tindakan militer mengadakan demonstrasi terus-menerus, hingga kabar penundaan sidang Aung San Suu Kyi ditunda ini.

Demonstrasi antikudeta telah menelan ratusan korban dan huru-hara secara nasional di Myanmar. Penembakkan demonstrans membuat demo terus meluas dan menjadi sorotan negara-negara barat maupun Asia.

Selain Amerika Serikat, negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti Indonesia, Filipina, Singapura dan Malaysia mengutuk dan mendesak penghentian kekerasan dari militer Myanmar.

Laporan data korban tewas dan kekejaman militer Myanmar pun terus diperbarui oleh PBB.

Aksi heroik juga sempat terjadi, saat demonstran bernama Deng Jia Xi atau dipanggil Angle tewas ditembak di kepala dengan pesan yang membuat renyuh seluruh dunia.

Deng Jia Xi mengenakan kaos hitam dengan tulisan ‘Every thing will be oke’ atau dalam bahasa Indonesia ‘Semua akan baik – baik saja’.

Ia sekarat di pinggir jalan dan ketika ditolong tanda pengenalnya diketahui bertuliskan pesan bahwa jika ia terluka parah jangan ditolong.

Deng Jia Xi memilih untuk mendonorkan organnya bagi yang membutuhkan. Ia dianggap seperti telah memiliki firasat atas kematiannya.

Tewasnya Deng Jia Xi membuat para demonstran dan PBB semakin menyorot militer Myanmar. Hari berlanjut, korban tewas malah semakin bertambah.

Bahkan seorang biarawati yang juga perawat rumah sakit setempat berlutut di hadapan polisi penjaga demo dan berjanji tidak akan bangun kecuali militer berhenti melakukan kekerasan.

Ia adalah perawat para demontran yang terus berjatuhan di Myanmar. Aksi perawat pun direspon berlutut juga oleh polisi di depannya.

Namun tak seberapa lama berlutut dan menerima janji polisi, ia melihat kepala anak kecil hancur tak jauh darinya.

Belakangan, Serikat buruh pun melakukan aksi mogok kerja dan membakar pabrik yang didanai China karena dianggap mendukung militer.

Meskipun China sempat mengatakan akan coba netral membantu meredam suasana kudeta di Myanmar.

Kekerasan militer yang berkepanjangan, ternyata membuat puluhan polisi memilih melarikan diri ke beberapa negara.

Militer Myanmar mengambil langkah mendekati Amerika Serikat dan berjanji menjauhi politik setelah kudeta ini.

Para Junta militer Myanmar pun berjanji menjauhi China. Akan tetapi, sorotan negara-negara barat termasuk Amerika terus mengecam aksi kekerasan militer Myanmar.

Tidak menyerah, militer Myanmar berusaha melanjutkan sidang Aung San Suu Kyi.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here