Bogordaily.net – Cuitan Staff kepresidenan Joko Widodo, Moeldoko yang buka suara terkait terpilihnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, membuat warganetpun ramai memberikan komentar pro dan kontra perihal tersebut.
Melalui unggahan dalam akun Instagram pribadinya @dr_Moeldoko pada Minggu, 28 Maret 2021 ia buka suara terkait terpilihnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Dalam video berdurasi 2 menit 33 detik tersebut ia mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat dan kekisruhan telah terjadi sehinga arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat.
Unggahan Moeldoko tersebut medapatkan 52 ribu like serta sedikitnya 1000 komentar, banyak yang mengkritik Staff kepresidenan tersebut yang telah melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat.
“G malu yaa sama pak SBY,,,ingat itu partai Demokrat partai pak SBY,,asal nyelonong g ada ungah ungguhnya,” tulis seorang warganet.
“Kalau mau bertarung secara adil sebaiknya lepas jabatan pak jenderal. Itu lebih sportif sepertinya. Karena bagaimanapun posisi nya sekarang akan terus dikaitkan,” ucap warganet.
“Lah kemaren menepik kalo mau kudeta.. sekarang menerima. Mulut macam apa ini orang…,” ucap warganet lain.
Selain kritikan dan kontra akan video suka suara tersebut, ada pula warganet yang pro dan mendukung Moeldoko.
“Siap mendukung keras, perjuangan Jenderal untuk menentukan arah bangsa kedepan…,” ucap seorang warganet.
“Maju terooosss jendral….smoga amanah bs sll mmbantu untuk Indonesia makin maju,” ucap warganet.
“Maju Pak Moel! Demokrat bagian dari Demokrasi dan kami (kader) senantiasi mendukung penuh Demkrat di tangan anda Pak! Maju Demokrat menuju jalan emas!,” ucap warganet lain.
Dalam unggahan akun Instagram pribadinya @dr_Moeldoko pada Minggu, 28 Maret 2021 iapun mengatakan bahwa adanya pertarungan ideologis menjelang pemilihan presiden 2024 dan hal ini menjadi pertarungan yang mudah dikenali.
Staff kepresidenan itu menuturkan adanya kecederunan ideologis terlihat di tubuh Partai Demokrat. Ia pun mengatakan bahwa kudeta ini tidak hanya menyelamatkan Demokrat namun juga menyelamatkan bangsa.
Hal ini lah yang mendorong Moeldoko meneripa permintaan pihak KLB untuk memimpin Demokrat.
“Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB,” ungkap Moeldoko.
Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB ini pun menuturkan bahwa dirinya khilaf bahwa ia tak memberi tahu istri serta keluarganya mengenai hal tersebut. Dan meminta untuk tidak mengaitkan Presiden akan persoalan ini.
“Saya juga khilaf, tidak memberitahu kepada istri dan keluarga. Saya terbiasa mengambil risiko seperti ini, demi kepentingan bangsa dan negara. Untuk itu, jangan bawa-bawa Presiden untuk persolan ini,” ucap Moeldoko.