Saturday, 27 April 2024
HomeNasionalHerdi Sahrasad, dan Arief Gunawan Puji Rizal Ramli

Herdi Sahrasad, dan Arief Gunawan Puji Rizal Ramli

Bogordaily.net – Analis politik Universitas Paramadina Herdi Sahrasad, dan peneliti independen Arief Gunawan puji Rizal Ramli.

Keduanya mengatakan dalam soal kepemimpinan nasional dan pemilu presiden ke depan, Isu versus Non Jawa itu isu kuno, usang, elitis dan tak relevan lagi.

Globalisasi telah membuat dunia jadi satu desa global, dan kosmopolitanisme semestinya menjadi karakter/watak yang lumrah bagi anak anak bangsa kita, untuk menggerus primordialisme, feodalisme dan konservatisme di masyarakat kelas menengah dan aristokrat agar tak jadi katak dalam tempurung.

Dalam kaitan ini, menurut akademisi Universitas Paramadina Herdi Sahrasad, tokoh nasional Rizal Ramli () sejak lama sudah disentuh oleh mendiang Gus Dur.

Berwatak/berjiwa kosmopolitan, humanis tulen dan NU adalah organisasi Jawa yang paling besar, dan Jawa NU etnis terbesar no 1 di Lampung, no. 2 di Sumut, Sumbar, Riau; no 1 di seluruh Kalimantan dst.

”Sehingga Siapa yang didukung NU kultural akan menang (bukan semata NU struktural dan official yang biasanya hanya soal pragmatisme saja),” kata peneliti senior Paramadina ini yang juga cucu Kyai NU di kawasan Bagelen Kedu.

Dalam kaitan ini, tokoh nasional Rizal Ramli () atau akrab dipanggil Gus Romli dikalangan santri nahdliyin (NU), sangat dekat dan diterima oleh NU kultural.

”Dia Juga alumni kehormatan Pasantren Gontor dan anggota keluarga besar Pesantren Tebu ireng Jombang,” ujar Herdi. .

Selain itu, imbuh Arief Gunawan (jurnalis senior), puji Rizal Ramli yang memiliki cross-cultural links dengan NU, sehingga soal Jawa Non Jawa sudah tidak relevan lagi, tidak relevan selamanya dalam konteks pemilu dan pilpres.

”Memang mungkin kurang Njawani untuk kultur Solo-Jogja yang masih feodal, tetapi gaya artikulasi dan aksi/style yang lakukan sungguh transparan, jujur, terbuka dan candid hangat diterima masyarakat Jawa Timur, pantai utara Jateng, Banyumas dan Jawa Barat, Banten dll,” imbuh Herdi Sahrasad .

Jangan lupa, kata Arief, pengalaman pahit getir dalam hidupnya, telah membuat tokoh nasional Rizal Ramli () selalu memihak kepentingan rakyat kecil, membela rakyat banyak dan bangsanya yang masih miskin.

”Bahkan sejak umur 6 tahun, tiasa (biasa) bahasa Sunda karena dia hijrah/tinggal Bogor, sangat memahami budaya Sunda dan sudah jadi orang Sunda hibrida yang merakyat,” kata Adhie Massardi, mantan Juru bicara Presiden RI Abdurrahman Wahid.

bekerja untuk kepentingan rakyat kecil, berpihak pada rakyat selama 11 bulan di Kabinet Jokowi, tapi malah disingkirkan dan didepak Jokowi, karena kuatnya intervensi penguasa pengusaha (Peng-Peng) dan oligarki/taipan hitam yang bercokol dibalik layar kekuasaan.

Masyarakat Sunda (jabar) telah menyerahkan Pusaka Kujang sebagai simbol kepercayaan dan kepemimpinan pro-rakyat masa kini dan masa depan, juga untuk mendukung maju di pilpres mendatang.

Mari kita berjuang tanpa kebencian, imbuh Herdi Sahrasad, budayawan dan ahli politik yang sempat jadi visiting fellow di Departemen Politik University of California Berkeley, USA, Kahin Centre Cornell University New York dan CSEAS Monash University Australia. Adv

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here