Louisa menuturkan bahwa, pada gelombang 12-15 telah mencabut sebanyak 35.809 kepesertaan.
Dicabutnya kepesertaan kartu prakerja dikarenakan tidak membeli pelatihan pertama, dalam kurun waktu 30 hari sejak ditetapkannya sebagai peserta.
“Hingga hari ini Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja telah mencabut kepesertaan 35.809 orang, dari gelombang 12-15 yang tidak membeli pelatihan pertama dalam waktu 30 hari, sejak mereka ditetapkan sebagai peserta Program Kartu Prakerja,” tutur Louisa.
Ia pun mengatakan untuk saat ini pihaknya masih memantau peserta dari gelombang 16.
“Saat ini kami masih memantau pergerakan kepesertaan dari gelombang 16. Dari sekitar 300.000 peserta gelombang 16, ada 12.000 orang yang belum membeli pelatihan pertamanya,” katanya.
Untuk kuota sendiri di gelombang 17 tidak akan ada penambahan, karena gelombang ini dibuka untuk memenuhi kuota yang tidak terisi, karena adanya pencabutan kepesertaan kartu prakerja di gelombang sebelumnya.
“Gelombang 17 akan dibuka untuk memulihkan kepesertaan yang dicabut, jadi bukan penambahan kuota. Jadwalnya setelah kami selesai melakukan rekonsiliasi data. Segera kami kabari,” ucap Louisa.
Sebelumnya, pemerintah melalui Managemen Pelaksanaan Program Kartu Prakerja telah mencabut 11 ribu penerima dari gelombang 12.
Louisa mengatakan bahwa, hal ini sangat memprihatinkan karena banyak orang yang ingin bergabung, namun belum mempunyai kesempatan.
“Hal ini sangat memprihatinkan karena banyak orang ingin bergabung tetapi tidak mendapat kesempatan, sementara mereka yang sudah terpilih malah menyia-nyiakan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi sekaligus memperoleh bantuan sosial,” tutur Louisa Tuhatu kepada awak media, pada Selasa, 6 April 2021.***