Saturday, 23 November 2024
HomeKota BogorKenali Mual Muntah pada Kehamilan Muda (Hiperemesis Gravidarum)

Kenali Mual Muntah pada Kehamilan Muda (Hiperemesis Gravidarum)

Bogordaily.net – Yuk kenali mual muntah pada kehamilan muda (Hiperemesis Gravidarum), bersama Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Azra, dr. Elsina K Pietersz, Sp.OG.

“Mual dan muntah merupakan salah satu gejala kehamilan muda yang kerap dialami oleh ibu hamil, rasa mual biasanya timbul sejak memasuki usia kehamilan 5 sampai 8 minggu, dan mereda saat usia kehamilan 16 minggu,” jelas dr. Elsina K Pietersz, Sp.OG.

Lanjutnya, akan tetapi, ada sebagian kecil ibu hamil yang tetap merasakan keluhan mual muntah sampai dengan trimester tiga.

“Penyebab rasa mual dan muntah saat hamil diduga akibat pengaruh hormon yang membuat pengosongan lambung menjadi lebih lambat,” jelasnya.

Selain itu, pengaruh faktor genetik dan faktor psikologis diduga turut berperan dalam menentukan tingkat keparahan mual dan muntah saat hamil.

“Tingkat keparahan mual muntah bervariasi pada setiap kehamilan, ada mual muntah derajat ringan sampai sedang pada kehamilan sering disebut sebagai ‘ morning sickness’ , walau pada kenyataannya sebagian besar ibu hamil mengeluhkan rasa mual sepanjang hari bahkan lebih berat pada sore sampai malam hari,” paparnya.

Kemudian keluhan mual yang berat disertai muntah hebat selama hamil, disebut sebagai hiperemesisgravidarum.

Kondisi ini cukup membahayakan ibu dan janin akibat kondisi dehidrasi, dan defisiensi nutrisi yang penting untuk kehamilan.

“Pada kondisi mual muntah derajat ringan sampai sedang pada umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus, akan tetapi apabila ada tanda dan gejala dehidrasi, muntah disertai darah, nyeri perut, demam, diare, dan terjadi penurunan berat badan, maka sebaiknya segera ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan,” jelasnya.

Penanganan mual dan muntah saat hamil cukup bervariasi, tetapi tidak ada yang 100 persen efektif menghilangkan rasa mual.

Adanya tujuan terapi untuk meredakan gejala, sehingga ibu hamil masih mampu untuk makan dan minum untuk pertumbuhan janin yang optimal.

“Yang pertama kali harus dilakukan untuk mengurangi rasa mual dan muntah adalah perubahan pola makan,” ungkapnya.

Menurut dr. Elsina K Pietersz, Sp.OG pola makan yang dianjurkan yaitu seperti memakan makanan dalam porsi kecil sesering mungkin, untuk mencegah peningkatan asam lambung.

“Pilihlah makanan tinggi protein dan karbohidrat, dan rendah lemak. Hindari makanan yang terlalu pedas, asam, dan berbumbu tajam,”ucapnya.

Selanjutnya, ia menghimbau sehabis makan sebaiknya ibu hamil tidak langsung berbaring, karena dapat mengakibatkan refluks isi lambung yang akan memprovokasi muntah.

Kemudian, vitamin hamil yang mengandung zat besi seringkali memperparah keluhan mual muntah, sehingga pemberian zat besi ditunda dulu sampai keluhan mual muntah mereda.

Dan diganti dengan vitamin hamil yang hanya mengandung asam folat 400 microgram untuk mencegah cacat janin.

Adapun beberapa rekomendasi untuk meredakan keluhan mual muntah selama hamil:

  • Hindari faktor pencetus mual muntah, bisa berupa aroma tertentu, suara bising, ruangan yang padat, terlalu panas dan lembab, kelelahan, atau cahaya silau.
  • Usahakan untuk makan porsi kecil sesering mungkin.
  • Sehabis makan ibu tetap dalam posisi duduk.
  • Mengkonsumsi makanan atau camilan yang mengandung jahe.
    Lakukan penekanan (akupressure) pada titik P6, yaitu kurang lebih 3 jari dari pergelangan tangan.
  • Konfirmasi positif bahwa mual pasti akan membaik.
Kehamilan muda
Penekanan (akupressure) pada titik P6, yaitu kurang lebih 3 jari dari pergelangan tangan. (Istimewa/Bogordaily.net)

“Pada kondisi berat atau hyperemesisgravidarum maka ibu perlu mendapat penanganan segera, untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dengan cara pemberian cairan infus dan pemberian obat-obat anti muntah,” tandasnya. Adv

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here