Friday, 22 November 2024
HomeBeritaKudeta Militer Dianggap Kejam, Kelompok Bersenjata Etnis Myanmar Serang Polisi

Kudeta Militer Dianggap Kejam, Kelompok Bersenjata Etnis Myanmar Serang Polisi

Bogordaily.net – Organisasi etnis bersenjata yang tergabung dalam pasukan Three Brotherhood Alliance menyerang kantor polisi di luar Lashio, Negara Bagian Shan Utara Myanmar pada Sabtu 10 April 2021 padi waktu setempat.

Sumber lokal mengatakan, atas serangan yang dilakukan ke kantor polisi Naung Mon, berada di jalan raya Mandalay-Lashio, sekitar 16 mil di luar Lashio ini mengakibat kan banyak polisi yang tewas.

Dilansir dari Myanmar Now warga setempat mengatakan ada delapan petugas polisi dilaporkan tewas dalam serangan di Naung Mon, termasuk kepala kantor polisi.

Namun, outlet media lokal Shwe Phi Myay melaporkan bahwa jumlah korban adalah 14 orang, dengan dua petugas polisi hilang dan tujuh anggota keluarga terluka.

Pasukan Three Brotherhood Alliance adalah gabungan dari Pasukan dari Arakan Army (AA), etnis Kokang Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA), dan Ta’ang National Liberation Army (TNLA).

Sekitar satu jam setelah pasukan Three Brotherhood Alliance melancarkan serangan mereka, helikopter dari junta militer tiba di tempat kejadian dan organisasi etnis bersenjata dilaporkan mundur.

Petugas informasi TNLA Col Mai Aik Kyaw tidak berkomentar lebih lanjut tentang serangan itu, mengatakan dia hanya membacanya “di internet”.

“Saya belum bisa menjangkau mereka,” katanya tentang pasukan darat TNLA.

Serangan hari Sabtu menandai yang pertama sejak tiga anggota Ikhwanul Muslimin merilis pernyataan pada 30 Maret.

Mmereka menyatakan akan mengevaluasi kembali gencatan senjata sepihak dengan militer Myanmar karena pembunuhan brutal rezim terhadap pengunjuk rasa di seluruh negeri sejak kudeta 1 Februari.

Militer Myanmar telah mendirikan pangkalan dua mil dari lokasi serangan kantor polisi Naung Mon, di desa Khin Nin.

Pada saat pemberitaan, seorang warga masyarakat mengatakan bahwa tentara junta telah menembakkan ‘persenjataan canggih’ ke arah kantor polisi.

“Kami mendengar bahwa kantor polisi Naung Mon telah disita. Kami tidak tahu siapa (yang menyita),” ucap penduduk tersebut kepada Myanmar Now.

Anggota Persaudaraan Aliansi juga merupakan bagian dari Federal Political Negotiation and Consultative Committee (FPNCC) yang dipimpin oleh United Wa State Army, sebuah badan negosiasi.***

Anggota FPNCC lainnya, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), telah melancarkan beberapa serangan terhadap pos polisi dan militer dan memperingatkan junta untuk tidak menyakiti warga sipil.

Menurut Kelompok Advokasi AAPP, sejak kudeta militer terhadap Pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 total korban tewas telah lebih dari 598 orang.

Pada Selasa 16 Maret 2021 sebanyak 74 demonstran tewas dalam sehari akibat tembakan membabi buta pihak militer Myanmar.

Negara – negara di dunia pun ikut mengecam kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar kepada masyarakat sipil negara tersebut.

Belum lagi pada Senin, 29 Maret 2021 sebanyak 14 warga sipil tewas, 8 orang di antaranya berada di distrik Dagon Selatan di Yangon.

Pasukan militer Myanmar pun membunuh sedikitnya 114 orang dalam sehari pada Sabtu, 27 Maret 2021.

Salah satunya adalah seorang gadis berusia 13 tahun di Kota Mandalay. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here