Bogordaily.net – Pihak Militer Myanmar dengan kejam meminta keluarga membayar 85 dollar AS atau sebesar Rp 1,2 juta jika ingin mengambil jenazah demonstran yang dibunuh oleh pasukan keamanan.
Sebuah unggahan di Facebook Serikat Mahasiswa Universitas Bago mengatakan pemerintah militer Myanmar makin kejam dengan menuntut keluarga membayar 120.000 kyat Myanmar atau 85 dollar AS jika ingin mengambil jenazah kerabat yang meninggal minggu lalu.
Dilansir dari CNN, kelompk advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan sedikitnya 82 oran tewas pada Jum’at 9 April 2021 di Bago.
“Sedikitnya 82 orang tewas Jumat di Bago, 90 kilometer (56 mil) timur laut Yangon. Insiden terjadi setelah kota itu digerebek oleh pasukan keamanan militer,” ujar (AAPP).
Seorang saksi mata mengatakan pihak militer sering kali datang dan pergi.
Ia pun mengatakan bahwa mayat dari warga yan tewas telah menumpuk di kamar mayat setelah penembakan pada Jumat 9 April 2021.
Namun keluarga harus membayar jika ingin mengambil mayat tersebut.
Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) sejak kudeta militer terhadap Pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 total korban tewas telah lebih dari 706 orang termasuk 46 anak-anak.
Jumat 9 April 2021 menjadi hari paling berdarah setidaknya 82 orang tewas dalam satu hari di kota Bago sekitar 70 km (45 mil) timur laut Yangon.
Pada Selasa 16 Maret 2021 sebanyak 74 demonstran tewas dalam sehari akibat tembakan membabi buta pihak militer Myanmar.
Belum lagi pada Senin, 29 Maret 2021 sebanyak 14 warga sipil tewas, 8 orang di antaranya berada di distrik Dagon Selatan di Yangon.
Pasukan militer Myanmar pun membunuh sedikitnya 114 orang dalam sehari pada Sabtu, 27 Maret 2021. Salah satunya adalah seorang gadis berusia 13 tahun di Kota Mandalay.
Negara – negara di dunia pun ikut mengecam kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar kepada masyarakat sipil negara tersebut. ***