Bogordaily.net – Pihak TNI AL menyatakan bahwa kapal dinyatakan subsunk, namun hingga kini belum bisa memastikan bagaimana kondisi terkini 53 awak KRI Nanggala 402.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, kapal subsunk dan pihaknya belum bisa menduga-duga kondisi terkini 53 awak KRI Nanggala 402.
“Kita tidak bisa melihat sampai bagaimana korban, dari tadi yang disampaikan dengan hanya ini (bukti otentik), karena belum ketemu untuk salah satu korban, jadi kita tidak bisa menduga-duga seberapa kondisi korban dan sebagainya,” ucap Yudo.
Untuk persediaan oksigen didalam kapal selam tersebut, KSAL mengatakan bahwa ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, kapal selam mengalami blackout atau mati total, jika dalam keadaan tersebut maka persediaan oksigen hanya sampai 72 jam atau telah habis pada Sabtu pukul 03.00 WIB.
Kemungkinan kedua jika tidak ada gangguan pada listrik maka persediaan oksigen bisa mencapai 5 hari.
Ketika masih ada kelistrikan ini bisa sampai lima hari, dan kita tak bisa menentukan apakah kemarin blackout atau tidak,” ucap Yudo.
Saat ini, KRI Nanggala 402 diduga tidak mengalami blackout karena tim penjejak Komando Pasukan Katak (Kopaska) mengatakan, lampu kapal selam terlihat menyala sewaktu masuk ke dalam air.
Diektahui Kapal selam KRI Nanggala 402 milik TNI Angkatan Laut hilang kontak di perairan Bali, saat melakukan latihan pada Rabu 21 April 2021.
Berdasarkan keterangan TNI AL, dalam kapal selam tersebut terdapat 53 awak yang terdiri atas 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, 3 personel arsenal. Letkol Laut (P) Geri Octavian yang mengoperasikan kapal tersebut.
Saat ini diduga kapal selam ada di kedalaman 850 meter, yang mana melebihi kemampuan kapal yang maksimal kedalaman penyelamannya 500 meter.
Pada Sabtu 24 April 2021 telah ditemukan serpihan-serpihan yang di duga, berasal dari KRI Nanggala 402 yang terapung di perairan bali.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengatakan, serpihan-serpihan yang ditemukan terapung di perairan Bali itu yang diyakini sebagai komponen kapal selam.
Serpihan tersebut diantaranya, pelurus tabung torpedo, pipa pendingin, botol berwarna oranye yang berfungsi untuk pelumasan naik turun kapal selam, alas yang dipakai ABK, serta spons.
“Ditemukan beberapa kepingan dan barang di sekitar lokasi terakhir kapal menyelam, yang diyakini bagian komponen kapal selam” ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono. ***