Friday, 19 April 2024
HomeKota Bogor93.901 Warga Kota Bogor Sudah Disuntik Vaksin Covid-19

93.901 Warga Kota Bogor Sudah Disuntik Vaksin Covid-19

Bogordaily.net – Sebanyak 93.901 orang atau 52,67 persen dari 178.279 warga , yang menjadi sasaran penerima vaksin Covid-19 sudah pertama, dari total sasaran teregistrasi 187.802 warga.

Sementara, jumlah penerima vaksin Covid-19 yang sudah kedua ada 40.997 wsrga atau 23 persen.

Berdasarkan update data, Sabtu 17 April 2021 pukul 20:30 WIB dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)

Rinciannya, untuk kategori sasaran SDM kesehatan dari 9.150 orang, hasil vaksinasi 18.484 orang atau 92,72 persen, vaksinasi 27.029 orang atau 76,82 persen.

Untuk kategori lanjut usia (lansia) dari sasaran 95.371 orang, hasil vaksinasi 128.817 orang atau 30,22 persen, vaksinasi orang 29.363 orang atau 9,82 persen.

Kemudian untuk kategori Petugas Publik dari sasaran 73.758 sasaran, hasil vaksinasi 156.600 orang atau 76,74 persen, vaksinasi 224.605 atau 33,36 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) , Sri Nowo Retno menjelaskan, data tersebut berasal dari KPCPEN. Untuk SDM Kesehatan suntikan pertama data dari pihaknya sebenernya sudah rampung.

“Untuk tenaga kesehatan banyak yang ditunda karena komorbid atau penyintas. Kriteria ini sebelumnya dikeluarkan dari penerima vaksin,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) , Sri Nowo Retno, Minggu 18 April 2021.

Menyinggung masih rendahnya angka vaksinasi sasaran lansia, menurut Retno, dikarenakan baru dimulai satu bulan yang lalu. Pasalnya, kebijakan pusat awalnya lansia diprioritaskan hanya di Ibu Kota Provinsi.

“Jadi saat itu kita mulai sasaran pelayanan publik dulu. Sekarang prioritasnya lansia dan pendidik, pelayan publik di pending (tunda) dulu,” jelasnya.

Kemudian, menurut Retno, untuk sasaran lansia yang bermukim di pusat Kota, antusias mengikuti vaksinasi. Sedangkan lansia yang ada di wilayah perbatasan Kabupaten Bogor, seperti Mulyaharja, Lawang Gintung, Harjasari, Situ Gede dan Ciluar.

Lalu Retno menjelaskan, banyak yang menolak vaksin karena takut divaksin, merasa tidak kemana-mana dan jauh dari fasilitas kesehatan (faskes).

“Jadi perlu sosialisasi tentang pentingnya vaksin. Kemarin berbagai upaya terobosan dengan jemput bola sudah dilakukan untuk mendekatkan akses layanan,” ungkapnya.***
Area lampiran.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here