Bogordaily.net- Tiga siswa di SMA Negeri 1 Leuwiliang positif Covid-19. Akibat hal itu Pemkab Bogor melalui Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan menyatakan proses uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) ditunda.
Saat dikonfirmasi melalui Kepala Seksi Pengawasan KCD Tingkat 1 Kabupaten Bogor Ridwan Munjani menjelaskan awalnya yang terpapar Covid-19 di SMAN 1 Leuwiliang hanya satu orang saja.
Menurutnya kondisi ini diketahui setelah salah seorang pelajar mengeluhkan hilangnya indra perasa dan penciumannya.
“Pada 6 April 2021 seorang guru mengabsen siswa kelas XI IPS siswa menyampaikan ada siswi yang sakit tidak hadir selama 2 Minggu, sejak tanggal 25 Maret 2021, kata temannya siswi tersebut sakit dengan gejala penciumannya hilang,” ungkap Ridwan, Jumat 9 April 2021.
Tim Satgas Covid-19 sekolah menindak lanjuti kasus tersebut dan diteruskan ke tingkat kecamatan untuk dilakukan tracing.
Menurutnya tim Satgas sekolah sudah cukup tanggap. SMA Leuwiliang merupakan salah satu dari 170 sekolah di Kabupaten Bogor yang menjalani uji coba PTM sejak 11 Maret 2021 kemarin dan berakhir pada 10 April besok.
Untuk antisipasi penyebaran Covid-19 di sekolah SMAN 1 Leuwiliang tersebut, proses pembelajaran dilakukan secara daring kembali.
“PTM sementara dihentikan dulu di SMA Leuwiliang. Ada rapat evaluasi hari ini, kita tunggu saja bagaimana kesepakatannya,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan di Bogor. Menurutnya rencana Pembelajaran Tatap Muka di Kabupaten Bogor hanya dibatasi untuk 157 SD dan SMP di Kabupaten Bogor.
“Kita akan bentuk Tim Prokes Sekolahnya dahulu, yang bertugas untuk menetapkan sekolah mana yang sudah siap Prokesnya, itu yang bisa melakukan pembelajaran secara langsung,” ujar Iwan Setiawan dalam keterangan pers yang diterima, Minggu 14 Maret 2021.
Menurutnya, dalam pemberlakuan Sekolah Tatap Muka di ditengah pandemi Covid-19 perlu kehati hatian. Proses seleksi ditempuh untuk menilai kelayakan sekolah dalam memberlakukan Sekolah Tatap Muka.
Iwan mengatakan, evaluasi sangatlah penting dilakukan setelah adanya kegiatan Sekolah Tatap Muka. Apakah dengan kegiatan tersebut bisa tidak menimbulkan dampak negatif salah satunya penyebaran Covid-19 di kluster sekolah.
“Kita berikan percobaan dulu, jika tidak ada dampak negatif, baru kita bisa terapkan Sekolah Tatap Muka di seluruh Kabupaten Bogor” tuturnya. ***